Senin, 23 Juni 2014

ANALISA KADAR AIR


PROSES PRODUKSI
ANALISA PROKSIMAT
Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui komponen utama dari suatu bahan. Untuk makanan, komponen utama umumnya terdiri dari kadar air, kadar abu, karbohidrat, protein serta lemak (Hui, 2006). Analisis ini menjadi perlu untuk dilakukan karena menyediakan data kandungan utama dari suatu bahan makanan. Faktor lain adalah karena analisis proksimat dalam makanan berkenaan dengan kadar gizi dari bahan makanan tersebut. Kadar gizi perlu diketahui karena berhubungan dengan kualitas makanan tersebut. Selain itu, analisis proksimat umumnya tidak mahal dan relatif mudah untuk dilakukan (Ensminger, 1994)
  1. Analisa Kadar Air
  1. Air
Air adalah senyawa yang paling sederhana dari semua senyawa yang terkandung didalam suatu bahan, namun untuk penetapannya dalam analisis proksimat adalah yang paling sukar. Adapun yang dimaksud dengan air di sini adalah cairan yang meliputi semua zat yang menguap pada pemanasan selama beberapa waktu pada suhu 105-110°C dengan tekanan udara bebas sampai sisanya yang tidak menguap bobotnya tetap, jadi yang dimaksud dengan air adalah campuran cairan yang terdiri dari: air, asam, basa, minyak volatile dan sebagainya.
Penetapan kandungan air atau kadar air dari suatu bahan sebenarnya ditujukan untuk menentukan kadar bahan keringnya. Air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap seluruhnya apabila bahan tersebut dipanaskan selama beberapa waktu pada suhu 105°-110°C dengan tekanan udara bebas.
Metode yang digunakan dalam analisa ini adalah metode oven. Metode ini digunakan untuk seluruh produk makanan, kecuali jika produk tersebut megandung komponen-komponen yang mudah menguap atau jika produk tersebut mengalami dekomposisi pada pemanasan 100°C.
Prinsip yang digunakan adalah sampel dikeringkan dalam oven 100°-105°C sampai diperoleh berat yang tetap.
  1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain:
    1. Oven
    2. Cawan porselen
    3. Krustang
    4. Desikator
    5. Neraca analitik
Bahan yang digunakan: Belalang yang sudah dihancurkan.
  1. Cara kerja
  1. Ambil cawan porselen kosong, kemudian oven selama 2 jam. Setelah itu, masukkan ke dalam desikator selama 30 menit.
  2. Timbang cawan porselen kosong dan catat kodenya. Lalu tambahkan sampel sebanyak 2 gram dalam cawan porselen dan catat hasil penimbangan tersebut.
  3. Masukkan cawan porselen tersebut dalam oven 105°C. Selanjutnya selang 1 malam (16 jam), timbang hingga memperoleh berat konstan.
  1. Hasil dan pembahasan
Kode sampel
Kode cruz
W. cruz (g)
W. cruz + sampel (g)
P 1 (g)
P 2 (g)
P 3 (g)
%kadar air
Belalang kayu cokelat
47
16,8073
17,8112
17,0217
17,0233
17,0235
78,46
48
16,3501
17,3545
16,5789
16,5802
16,5806
77,05

Data tersebut diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:
  • Rumus: % KA = B-DC · 100

  1. % KA = 17,8112-17,02351,0039· 100
= 78,46
  1. % KA = 17,3545-16,58061,0044 · 100
= 77,05
Keterangan:

KA : Kadar air
B : W. cruz + sampel
D : P 3
C : W. sampel
Untuk mendapatkan kadar air, kita perlu mencari tahu berapa banyak selisih antara bobot cruz + sampel sebelum dioven dengan bobot cruz + sampel setelah beberapa kali pengovenan. Kemudian hasil (selisih) dibagi bobot sampel sebenarnya (sebelum dioven), kemudian dikalikan 100.
Dari data di atas tertera bahwa kadar air dari belalang kayu cokelat yang kami analisa dengan 2 kali ulangan (demi mendapatkan hasil yang valid) mengandung air sebanyak 78,46 % dan 77,05 %. Batas maksimal selisih antarulangan adalah 0,5%. Sedangkan selisih dari hasil tersebut adalah 1,41%, melebihi batas yang diperbolehkan.
Selisih yang terlalu jauh tersebut dimungkinkan karena berbagai hal, untuk itu diperlukan analisa ulang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang valid. Ketelitian yang tinggi sangat diperlukan dalam suatu penelitian, hal ini dikarenakan agar data yang diperoleh valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

  1. Analisa Kadar Abu
  1. Abu
Yang dimaksud dengan abu adalah hasil sisa dari pembakaran sempurna yang tidak menguap dari suatu bahan dan yang dimaksud dengan pembakaran sempurna adalah pembakaran sampai semua senyawa organiknya telah berubah menjadi gas dan menguap yang berupa oksida mineral yang disebut abu. Penentuan kadar abu dalam analisis proksimat salah satunya berguna untuk menentukan kadar ekstrak tanpa nitrogen berdasarkan perhitungan. Disamping itu kadar abu juga merupakan tahap awal penentuan kadar berbagai mineral yang lain.
Suatu bahan bila dibakar pada suhu 550°-600°C selama beberapa waktu maka semua senyawa organiknya akan terbakar sempurna menghasilkan oksida yang menguap yaitu berupa CO2, H2O, dan gas lain. Sedangkan yang tertinggal menguap adalah oksida mineral yang disebut abu.
Prinsip: Abu dalam bahan pangan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral hasil pembakaran bahan organik pada suhu sekitar 550°C.

  1. Alat dan bahan
Alat yang digunakan antara lain:
  1. Cawan porselen
  2. Desikator
  3. Oven
  4. Muffle
  5. Hotplate
  6. Krustang
  7. Neraca analitik

  1. Bahan yang digunakan: Belalang yang sudah dihancurkan
  1. Cara kerja
  1. Ambil cawan porselen kemudian oven selama 2 jam pada suhu 105°C
  2. Ambil dan masukkan dalam desikator selama 30 menit.
  3. Timbang dan catat cawan porselen kosong serta catat kode cawan.
  4. Tambahkan sampel sebanyak 2 gram ke dalam cawan, kemudian arangkan hingga tidak timbul asap.
  5. Setelah sampel menjadi arang kemudian masukkan ke dalam muffle dengan suhu 550°-600°C selama 4-5 jam.
  6. Oven sampel pada suhu 105°C selama 3 jam, kemudian dinginkan dalam desikator selama 30 menit.
  7. Timbang dan catat hasilnya. Penimbangan dilakukan hingga mencapai berat konstan
kode sampel kode cruz W. cruz (g) W. sampel P 1 (g) P 2 (g) % kadar abu
belalang kayu cokelat 50 16,8207 1,0199 16,8253 16,8254 0,46
24 16,5265 1,0059 16,5307 16,531 0,45
  1. Hasil dan pembahasan 
    Analisa kadar abu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu analisa langsung dan terusan. Analisa langsung adalah analisa kadar abu yang dilakukan langsung tanpa melalui analisa kadar air. Sedangkan analisa terusan adalah analisa yang dilakukan dengan cara melakukan analisa kadar air terlebih dahulu sebelum melakukan analisa kadar abu. Untuk analisa kali ini cara yang digunakan adalah cara langsung. Dengan cara langsung kita akan lebih menghemat waktu. Namun, meskipun dilakukan dengan cara ini, untuk sampel yang mengandung kadar air yang cukup tinggi perlu dioven terlebih dahulu sebelum diarangkan. Jika sampel dengan kandungan air yang tinggi langsung diarangkan sampel akan meletup-letup, dan dikhawatirkan bobot sampel akan berkurang. Untuk mengurangi resiko tersebut, maka sampel harus dioven terlebih dahulu, setelah itu boleh segera diarangkan. 


    DAFTAR PUSTAKA
    Apriyantono, A., D. Ferdiaz., N. L. Puspitasari., Sedarnawati., S. Budiyanto. 1989. Analisis Pangan. Bogor : IPB Press


    Mulyani, M. E. dan Sukesih. 2011. Analisa Proksimat Beras Merah Varietas Slegreng dan Aek Sibundong. Prosiding Tugas Akhir Semester Genap.









    Kelompok bahan makanan

    Pengontrolan dan penanganan timbangan

    Kalibrasi peralatan uji 

    Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar