Jumat, 24 Oktober 2014

senyawa organik dalam kehidupan sehari-hari


SENYAWA ORGANIK

Kekhasan atom C:
  1. elektron valensi 4
  2. atom karbon relatif kecil di periode kedua, sehingga ikatan kovalennya relatif stabil
  3. rantai atom C dapat membentuk ikatan tunggal, rangkap 2 ataupun rangkap 3. zat-zat yang dapat membentuk ikatan rangkap 2 hanya periode 2 dan 3
  4. atom C bisa berupa atom C primer, sekunder, tersier, dan kuarter

kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari:
  1. sebagai bahan bakar
  2. sebagai pelarut
  3. sebagai sumber hidrogen dalam industri
  4. sebagai pelumas
  5. bahan baku untuk senyawa organik lain
  6. sebagai bahan baku industri

kegunaan etena:
  1. untuk obat bius
  2. untuk memasak buah-buahan
  3. untuk membuat etanol
  4. untuk sintesis zat lain

kegunaan etuna:
  1. untuk pengelasan
  2. untuk penerangan
  3. untuk sintesis senyawa lain

senyawa turunan alkana adalah senyawa karbon terbentuk jika mengganti satu atau lebih atom H pada alkana dan memiliki sifat yang berbeda.
Gugus fungsi yaitu atom/gugus atom yang menentukan struktur dan sifat golongan senyawa karbon tertentu
isomer adalah senyawa-senyawa yang berbeda tetapi mempunyai rumus molekul sama, rumus struktur berbeda.

Penggunaan senyawa hidrokarbon

senyawa hidrokarbon hanya tersusun atas unsur karbon dan unsur hidrogen dan dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu:
  1. hidrokarbon alifatik mencakup alkana, alkena, dan alkuna
  2. hidrokarbon aromatik mencakup benzena dan senyawa turunannya

semua bahan bakar fosil merupakan sumber utama hidrokarbon. Hidrokarbon mayoritas digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi dan untuk memanaskan ruangan. Penyulingan minyak bumi menghasilkan bensin, bahan bakar diesel, minyak pemanas, minyak pelumas, lilin dan aspal. Relatif kecil (4%) penggunaan minyak bumi untuk bahan baku industri kimia menghasilkan bahan-bahan penting untuk kehidupan sehari-hari seperti plastik, tekstil dan farmasi.

Hidrokarbon mempunyai turunan senyawa yang sangat banyak, dan boleh dikatakan semua senyawa karbon atau senyawa organik merupakan senyawa turunan hidrokarbon karena unsur utama penyusunnya hidrogen dan karbon. Penggunaan senyawa turunan hidrokarbon antara lain:
  1. bidang pangan
    hidrokarbon digunakan dalam industri, khususnya pada industri petrolium dan aspal cair. Energi kimia tersimpan dalam hidrokarbon. Hidrokarbon memperoleh energi dari matahari saat tumbuhan menggunakan sinar matahari selama proses fotosintesis untuk menghasilkan glukosa (makanan).

  2. Bidang sandang
    senyawa turunan hidrokarbon berperan dibidang pakaian: kapas wol(protein), sutera(protein), nilon(polimer), dan serat sintetis.

  3. Bidang papan
    senyawa turunana hidrokarbon berperan antara lain: selulosa, kayu, lignin, dan polimer.

  4. Bidang perdagangan
    minyak bumi merupakan senyawa turunan hidrokarbon menjadi komoditi perdagangan sangat penting bagi dunia karena minyak bumi salah satu sumber energi paling utama. Hasil penyulingan minyak bumi banyak menghasilkan senyawa hidrokarbon yang sangat penting bagi kehidupan manusia seperti bensin, petrolium eter(minyak tanah) gas elpiji, minyak pelumas, dan aspal.

  5. Bidang seni dan estetika
    di bidang seni senyawa hidrokarbon sering dipakai, antara lain lilin yang melapisi karya pahat agar tampak lebih mengkilat. Bahkan ada seniman membuat patung dari lilin. Dengan cara memahatkan lilin dari ukuran besar kemudian dipahat. Selain itu juga seni pewarnaan. Pada kain maupun benda lain yang menggunakan senyawa kimia. Bahan yang dilapisi lilin akan tampak menarik dan terhindar dari air karena air tidak dapat bereaksi dengan lilin karena perbedaan kepolaran.






    Kelompok bahan makanan

    Pengontrolan dan penanganan timbangan

    Kalibrasi peralatan uji 

    Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3

Kamis, 23 Oktober 2014

Penentuan kadar asam askorbat


PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT

  1. Tujuan


    menentukan kadar asam askorbat dalam jeruk buah

  2. Prinsip

    penentuan kadar asam askorbat dalam jeruk buah secara alkalimetri

  3. Dasar Teori

    Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen berasal dari asam dengan ion hidroksida berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat dikatakan sebagai reaksi pemberi proton(asam) dengan penerima proton(basa).
    Indikator yang digunakan indikator pp. Struktur pp akan mengalami penataan ulang pada kisaran pH 8,4-10,4 karena proton dipindahkan dari struktur fenol dari pp sehingga pHnya meningkat akibat akan terjadi perubahan warna. Pp bersifat asam lemah, karena syarat suatu indikator adalah asam atau basa lemah yang berubah warna diantara bentuk terionisasinya dan bentuk tidak terionisasi. Indikator pp digunakan dalam titrasi ini karena larutan yang terlibat adalah asam lemah dan basa kuat dimana pH ekuivalen campuran keduanya adalah 7.
     
  4. Alat dan Bahan

    Alat

    1. alat titrasi
    2. labu takar 100 ml
    3. gelas beaker 250 ml dan 100 ml
    4. pipet tetes
    5. corong gelas
    6. pengaduk
    7. erlenmeyer 250 ml
    8. botol semprot
    9. pipet volume 10 ml
    10. propipet

    Bahan

    1. asam askorbat (perasan jeruk)
    2. aquadest
    3. larutan NaOH 0,1 N
    4. indikator pp
    5. larutan asam oksalad 0,1 N

  5. Cara Kerja

    A. Standardisasi larutan NaOH
    1. Siapkan alat dan bahan
    2. pipet 10 ml larutan standar asam oksalad, masukkan dalam erlenmeyer
    3. tambahkan 2-3 tetes indikator pp
    4. titrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda
    5. catat volume larutan NaOH yang digunakan
    6. ulangi titrasi tersebut sampai 3 kali, kemudian volume dirata-rata
    7. hitung Normalitas larutan baku NaOH

    B. Penetapan kadar asam askorbat

    1. siapkan alat dan bahan
    2. ambil 10 ml perasan jeruk
    3. masukkan dalam labu takar, encerkan dengan aquadest hingga tanda tera, tutup dan gojog
    4. pipet 10 ml larutan encer, masukkan dalam erlenmeyer
    5. tambah 2-3 tetes indikator pp
    6. lakukan titrasi dengan larutan baku secara perlahan sampai terjadi perubahan warna menjadi merah muda
    7. catat volume larutan baku yang digunakan
    8. ulangi titrasi tersebut 3 kali, kemudian volume dirata-rata

Standardisasi Larutan AgNO3 dengan larutan NaCl


  1. Tujuan
    menstandardisasi (membakukan) larutan AgNO3 dengan larutan NaCl
  2. Prinsip
    pembakuan larutan AgNO3 dengan larutan NaCl secara argentometri
  3. Dasar Teori
    Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukkan endapan denan ion Ag+. Argentometri merupakan reaksi pengendapan sampel yang dianalisis dengan menggunakan ion perak. Biasanya ion-ion yang ditentukan dalam titarasi ini adalah ion halida (Cl- Br-, I-). Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk titrasi dengan AgNO3:
    a. indikator
    b. amperometri
    c. indikator kimia
    Titrasi argentometri merupakan titrasi bagian dari titrasi pengendapan. Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektroda perak yang dicelupkan ke dalam larutan analit. Titik akhir amperometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan antara sepasang mikroelektroda perak dalam larutan analit. Sedangkan titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri dari perubahan warna/ muncul tidaknya kekeruhan dalam larutan yang dititrasi. Syarat indikator untuk analisis titrasi pengendapan analog dengan indikator titrasi netralisasi, yaitu:
    a. perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range pada p-function dari reagen/ analit
    b. perubahan warna harus terjadi dalam bagian dari kurva titrasi untuk analit.
  4. Alat dan Bahan
    Alat
    a. pipet volume
    b. pipet tetes
    c. neraca analitik
    d. botol semprot
    e. corong gelas
    f. alat titrasi
    g. pro pipet
    h. gelas beaker
    Bahan
    a. NaCl
    b. perak nitrat
    c. K2CrO4 2 N
    d. aquadest



  1. Cara Kerja
    1. Buat larutan NaCl 0,1 N sebanyak 250 ml
    2. Buat larutan AgNO3 0,1 N sebanyak 250 ml
    3. pipet 10 ml larutan NaCl ke dalam masing-masing 3 gelas erlenmeyer
    4. tambahkan 0,5 ml indikator K2CrO4 ke dalam erlenmeyer
    5. titrasi dengan perak nitrat
    6. hentikan titrasi jika telah terjadi endapan merah bata
    7. catat volume perak nitrat yang dibutuhkan dalam proses titrasi
    8. ulangi proses titrasi 3 kali



Pemeliharaan dan membersihkan peralatan


MEMBANTU PEMELIHARAAN PERALATAN

Salah satu hal aspek paling penting dalam keselamatan di laboratorium adalah bagaimana menjaga kebersihan ruang kerja untuk mencegah kontaminasi bagi diri sendiri dan pekerja lain. Mempunyai ruang kerja yang bersih juga memungkinkan untuk melakukan tugas.
Untuk itu yang harus dikerjakan adalah:
  • memulai kerja dengan ruang kerja yang bersih
  • membersihkan sesegara mungkin setelah bekerja
  • meninggalkan ruang kerja dalam keadaan bersih dan rapi pada akhir kerja
  • membersihkan sesegara mungkin berarti jangan membiarkan ruang kerja menjadi tidak bersih dan berantakkan selama bertugas

selama bekerja dan begitu menyelesaikan tiap tugas, harus:
  • membersihan peralatan dan permukaan ruang kerja
  • menyimpan peralatan begitu tidak digunakan
  • membuang limbah

setiap pekerja laboratorium harus:
  • membersihan dan menyimpan peralatan telah digunakan setelah selesai digunakan
  • memasang label pada peralatan rusak atau tidak bekerja untuk pemeliharaan atau perbaikan
  • melakukan pembersihan dan sanitasi secara teratur dengan tujuan mengetahui bahaya kimia dan biologi
  • memastikan ruang kerja tidak dipengaruhi oleh pilihan pribadi, misal membuka jendela untuk mendapatkan lebih banyak ventilasi yang dapat menyebabkan debu masuk.


Membersihkan dan menyimpan peralatan

1. Refraktometer
  •  permukaan prisma harus harus segera dibersihkan sesudah digunakan. Bila refraktometer tidak digunakan, lampu harus dimatikan dan sepotong kertas pembersih lensa letakkan antar prisma atas dan bawah, tutup plastik atau kain harus diletakkan di atas refraktometer untuk melindungi dari debu
  • jauhkan bahan korosif dari refraktometer, teritama dari permukaan prisma
2.  Spektrofotometer
  • perawatan dilakukan untuk menghindari tumpahan memasuki tempat kuvet dan harus dibersihkan segera
  • jangan meletakkan apapun di atas spektofotometer
  • tumpahan cairan pada bagian luar instrumen akan merusak komponen elektrik
3. Mikroskop
  • bersihkan minyak imersi lensa objektif segera setelah digunakan 
  • bila mikroskop dipindahkan selain memegang bagian pegangannya juga selalu pegang bagian bawah
  • bila memindah mikroskop, angkat dan letakkan secara hati-hati
  • bila mikroskop tidak digunakan, letakkan tutup plastik atau kain untuk menutupinya
  • tidak boleh mencoba untuk membongkar mikroskop, hal ini hanya boleh dilakukan oleh teknisi terlatih
 4. Neraca
  • neraca harus dalam keadaan bersih setiap saat
  • bersihkan segera setiap tumpahan dan lakukan secara hati-hati untuk bahan korosif
  • neraca harus dalam keadaan datar
  • gunakan neraca secara hati-hati. Jangan membanting benda di atasnya
  • jangan sering mengetuk-ngetuk atau menggeser-geser neraca
  • neraca analitik memerlukan perlakuan khusus karena merupakan instrumen sangat peka. 
5. pH meter
  • tidak boleh membiarkan elektroda mengering. Selalu simpan elektroda dalam air suling atau larutan penyangga
  • bila elektroda mengering, tidak boleh menggunakannya hingga elektroda tersebut telah dikondisikan kembali dengan merendamnya dalam air suling selama 12 jam 
  • perlakukan elektroda dengan hati-hati, elektroda adalah bagian rentan dari instrumen
  • bersihkan pH meter dan komponen lainnya secara teratur
  • jauhkan elektroda dan pH meternya dari bahan korosif dan panas
  • simpan pH meter di tempat dingin, kondisi kering dengan elektroda tercelup dalam larutan sesuai 









Kelompok bahan makanan

Pengontrolan dan penanganan timbangan

Kalibrasi peralatan uji 

Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3


Rabu, 22 Oktober 2014

persiapan peralatan dan pemeriksaan kalibrasi

Persiapan peralatan dan pemeriksaan pra pemakaian sesuai dengan prosedur yang akan digunakan

Peralatan uji terdiri:
  1. peralatan utama untuk melakukan pengukuran (alat ukur)
  2. peralatan penunjang proses
Peralatan penunjang proses seperti mixer, statif, magnetik stirer, juga memerlukan kalibrasi sekalipun pada tingkat ketelitian rendah. Kondisi ruangan laboratorium, seperti temperatur, tekanan, aliran udara, pencahayaan dan kelistrikan merupakan peralatan penunjang proses. Alat ukur pada umumnya memerlukan kalibrasi pada tingkat ketelitian tinggi. Semakin akurat suatu pengukuran, maka kalibrasi peralatan yang diperlukan harus semakin teliti.
Penyiapan peralatan termasuk mempersiapkan kondisi dan kebutuhan yang diperlukan untuk suatu prosedur kerja. Penyiapan peralatan berarti pengaturan posisi peralatan untuk siap kerja.

pH meter

Untuk pH meter yakinkan bahwa: elektroda terpasang pada pH meter, elektroda tercelup ke dalam larutan yang sesuai seperti air suling atau larutan buffer pH 7. Buffer adalah larutan kimia yang dapat mempertahankan pH. Buffer pH 4, 7, 10 tersedia secara komersial untuk kalibrasi sumber arus dihubungan dengan alat dan dinyalakan.

Autoklaf

Periksa karet pintu untuk melihat kemungkinan kebocoran uap. Sebelum pemanasan dimulai periksa kuali air dalam kondisi penuh. Periksa secara berkala katup tekanan untuk menyakinkan bahwa katup tersebut bekerja bila terjadi kerusakan pada autoklaf.

Peralatan gelas

Periksa semua alat gelas terhadap kemungkinan adanya retakan atau pecahan pada bagian ujung sebelum dan sesudah digunakan. Peralatan gelas yang rusak harus dilaporkan sehingga dapat dilakukan penggantian. Jangan menggunakan peralatan gelas yang rusak sebab akan memberikan hasil nyang tidak benar bila ujung pipet atau buret pecah.
Alat gelas yang pecah karena bersisi tajam dapat menyebabkan luka, sehingga dapat menyebabkan infeksi.
Retakan bersifat melemahkan dan dapat menjadi pecah ketika digunakan, terutama bila dipanaskan (meskipun dengan panas kecil).

Termometer

Periksa termometer terhadap kemungkinan adanya:
  • gelembung yang terperangkap di bagian bawah termometer
  • adanya cairan yang terputus-putus pada kolom kapiler
  • pembagian skala tidak normal
  • skala sudah tidak tampak jelas
Neraca

ada harus yakin bahwa neraca dalam kondisi :
  • bersih: tidak ada tumpahan contoh. air, atau debu berada di atas pinggan
  • datar: meja kerja dan neraca harus horisontal (lihat penyipat datar yang ada pada neraca)
  • nol: piranti baca menunjukkan massa nol ketika pinggan neraca kosong.
  • kontrol nol biasanya digunakan sama seperti''tare control" dan dapat membuat neraca menunjukkan massa nol meskipun pingganya diletakkan benda seperti contoh. 









Kelompok bahan makanan

Pengontrolan dan penanganan timbangan

Kalibrasi peralatan uji 

Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3


KALIBRASI PERALATAN UJI

ARTI KALIBRASI DAN PERAWATAN UJI

Secara umum, kalibrasi adalah rangkaian proses untuk mencocokkan kondisi operasional suatu peralatan terhadap suatu standar. Kondisi operasional berarti parameter kerja atau skala ukur, sedangkan standar berarti ketentuen yang sudah dibakukan dan bisa melibatkan ketentusn teoritis.

Perawatan alat berarti rangkaian proses yang harus dilakukan untuk menghindari peralatan dari faktor penyebab kerusakkan dan penjagaan kondisi kerja peralatan agar selalu bisa memberikan unjuk kerja yang diharapkan serta bis adipertanggungjawabkan secara ilmiah. Setiap penyimpanan kondisi kerja dari ketentuan yang dipersyaratkan bisa diartikan sebagai kerusakan.

Perhatikan bahwa penyimpanan kondisi kerja alat tidak terpantau, maka hasil ukur yang salah akan diperoleh yang akan berakibat pada kegagalan proses dan/atau menimbulkan bahaya.
  • satu cara untuk menguji kebenaran skala ukur adalah dengan mengukur suatu sampel yang sudah diketahui dengan pasti nilainya. Bahan ukur ini disebut bahan acuan. Bahan acuan juga dapat digunakan untuk menguji apakah suatu prosedur baru atau pekerja pemula sudah bekerja dengan baik.
  • cara lain untuk menguji alat ukur sederhana seperti termometer adalah dengan membandingkan hasil ukur alat tersebut dengan alt ukur sejenis yang terkalibrasi.
Terkalibrasi berarti hasil ukur alat bersangkutan dijamin kebenarannya oleh suatu lembaga/organisasi. Setelah diuji menggunakan bahan acuan atau membandingkan alat sejenis terkalibrasi, berdasarkan hasil ukur yang diperoleh, alat ukur bersangkutan dapat diatur kembali(jika perbedaan hasil ukur terjadi relatif kecil) atau perbaiki( jika perbedaan hasil ukur relatif besar). Ada peralatan yang memerlukan kalibrasi harian, ada juga yang tidak memerlukan pengecekkan kalibrasi sampai enam bulan.

Peralatan yang memerlukan kalibrasi

Semua peralatan yang menentukan jalannya proses industri dan yang mempengaruhi hasil ukur memerlukan kalibrasi. Secara mendasar, semua kalibrasi itu bertumpu pada kalibrasi alt ukur primer berhubungan dengan massa, volume, dan temperatur. Ada peralatan(atau bagian peralatan) memerlukan kalibrasi setiap saat akan digunakan, ad ajuga peralatan yang memerlukan kalibrasi secara berkala sampai satu kali dalam setahun. sifat kebutuhan kalibrasi dan penjadwalan kalibrasi ini dap dilihat pada buku catatan laboratorium. Analis pelaksana harus memiliki kemampuan untuk menguji status kalibrasi alat ukur dan melakukan kalibrasi skala untuk alat ukur sederhana seperti pH meter, dan konduktometer. Pada tingtak ahli madya, analis harus memiliki kemampuan untuk menguji akurasi skala ukur neraca mekanik, kromatograf, spektrofotometer, fotometer nyala, dan spektrofotometer serapan atom.jika pembacaan skala menyimpang melampaui batas toleransi, maka kalibrasi lengkap harus dilaksanakan oleh personal memiliki ototritas untuk melaksanakan kalibrasi.
















Kelompok bahan makanan

Pengontrolan dan penanganan timbangan

Kalibrasi peralatan uji 

Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3


PENETAPAN KADAR Cu DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI


PENETAPAN KADAR Cu DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
  1. Tujuan
  1. Siswa dapat menetapkan kadar berat dari bahan kimia dengan alat spektrofotometri
  2. Siswa dapat menetapkan kadar Cu dengan spektrofotometer
  1. Prinsip
Spektrofotometri UV-VIS mengacu pada hukum Lambert Beer. Apabila cahaya monokromatik melalu suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut akan diserap sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan.
  1. Dasar teori
Spektrofotometri sebagai suatu metode yang telah lama dikembangkan dan digunakan dalam pengerjaan analisa suatu bahan atau produk pangan memberikan kelebihan, baik dalam hal akurasi presisi, kemudian pengerjaan maupun dalam hal biaya yang digunakan. Spektrofotometri UV-VIS adalah salah satu dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometri umun digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila dibandingan dengan beberapa metode analisa. Instrumen ini selain digunakan secara tersendiri juga dapat digabungkan dengan instrumen lain seperti dengan Kromatografi kertas cair kinerja tinggi.
Cahaya merupakan salah satu besaran fisi yang harus dipahami fenomenanya sejak dini. Cahaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, biasanya besar iluminasi cahaya perlu untuk diketahui kerena pada dasarnya manusia memerlukan pencahayaan yang cukup.
Spektrofotometri merupakan bagian dari fotometri dan dapat dibedakan dari filter fotometri sbb:
  1. Daerah jangkauan spektrum
Filter fotometri hanya dapat digunakan untuk mengukur serapan sinar tampak (400-750 nm). Sedangkan spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah tampak, UV(200-380 nm) maupun IR (>750 nm)
  1. Sumber sinar
Sesuai dengan daerah jangkauan spektrumnya maka spektrofotometer menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing-masing daerah(sinar tampak, UV,IR) sedangkan sumber sinar filter fotometer hanya untuk daerah tampak.
  1. Monokromator
Filter fotometer menggunakan filter sebagai monokromator. Tetapi pada spektro digunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik.
  1. Detektor
Filter fotometer menggunakan detektor fotosel. Spektrofotometri menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube.
  1. Alat dan Bahan
  1. Alat
  1. Botol semprot 5) kertas saring 9) spektrofotometer
  2. Labu ukur 6) propipet 10) pepet tetes
  3. Beaker 7) pipet volume 11) pipet ukur
  4. Kuvet 8) pengaaduk
  1. Bahan
  1. Larutan Cu 1000 ppm
  2. Larutan HCl 1 N
  3. Larutan NH4OH
  4. Larutan sampel
  1. Langkah kerja
  1. Pembuatan kurva kalibrasi
  1. Masukkan dalam 4 labu 100 ml berturut-turut, 0,50 ml, 1,00 ml, 1,50 ml dan 2,00 ml larutan baku Cu 1000 ppm
  2. Tambahkan kepada tiap-tiap labu ukur tersebut : 29 ml larutan HCl 1 N dan 20 ml larutan NH4OH 6 N
  3. Kocok dengan baik dan encerkan dengan aquadest tepat sampai tanda tera. Larutan siap untuk dilakukan pengukurkan
  4. Masukkan dalam labu ukur 100 ml lain:
29 ml larutan HCl 1 N
20 ml larutan NH4OH 6 N
Encerkan tepat sampai tanda tera dengan aquadest. Larutan ini adalah blanko
  1. Ukur absorbansi pada gelombang 580 nm
  2. Buat grafik yang menyatakan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi larutan Cu2+
  1. Penetapan kadar tembaga secara fotometri
  1. Ambil larutan sampel sebanyak 5 ml dalam labu ukur 50 ml
  2. Tambahkan 14,5 ml HCl 1 N dan 10 ml NH4OH, kocok dengan baik
  3. Encerkan dengan aquadest sampai tanda tera
  4. Ukur absorbansi larutan Cu dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 580 nm
  5. Nilai dari absorbansi yang diukur di atas dan berdasarkan kurva kalibrasi, tentukan konsentrasi Cu dalam larutan