Minggu, 06 September 2015

Instrument Kimia Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)

Instrument Kimia Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)



Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.

Prinsip Dasar

Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitafif dari unsur-unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai bidang karena prosedurnya selektif, spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb), dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisis sangat cepat dan mudah dilakukan. AAS pada umumnya digunakan untuk analisa unsur, spektrofotometer absorpsi atom juga dikenal sistem single beam dan double beam layaknya Spektrofotometer UV-VIS. Sebelumnya dikenal fotometer nyala yang hanya dapat menganalisis unsur yang dapat memancarkan sinar terutama unsur golongan IA dan IIA. Umumnya lampu yang digunakan adalah lampu katoda cekung yang mana penggunaanya hanya untuk analisis satu unsur saja.

Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung pada temperatur. Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit teratomisasi, sumber radiasi, sistem pengukur fotometerik. Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan karena sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan untuk mengukur logam sebanyak 61 logam.

Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal dari elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudia radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator. Chopper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal dari sumber radiasi, dan radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel. Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi yang lebih tinggi atau tereksitasi. Jika suatu atom diberi energi, maka energi tersebut akan mempercepat gerakan elektron sehingga elektron tersebut akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan dapat kembali ke keadaan semula. Atom-atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan energi oleh atom terjadi pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom tersebut.

Cara Kerja AAS :

1. pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu ducting, main unit, dan komputer secara berurutan.
2. Di buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul perintah ”apakah ingin mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik Yes dan jika tidak No.
3. Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan nomor lampu katoda yang dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup, kemudian soket lampu katoda akan berputar menuju posisi paling atas supaya lampu katoda yang baru dapat diganti atau ditambahkan dengan mudah.
4. Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru.
5. Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and working mode.Dipilih unsur yang akan dianalisis dengan mengklik langsung pada symbol unsur yang diinginkan
6. Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition settings. Diatur parameter yang dianalisis dengan mensetting fuel flow :1,2 ; measurement; concentration ; number of sample: 2 ; unit concentration : ppm ; number of standard : 3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm, 9 ppm.
7. Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up
8. Diklik icon bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar dan lampu menyala alat siap digunakan untuk mengukur logam.
9. Pada menu measurements pilih measure sample.
10. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian dipindahkan ke standar 1 ppm hingga data keluar.
11. Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang sama untuk standar 3 ppm dan 9 ppm.
12. Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan pengukuran blanko, hingga kurva yang dihasilkan turun dan lurus.
13. Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan pengukuran.
14. Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2.
15. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik icon print atau pada baris menu dengan mengklik file lalu print.
16. Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk membilas burner selama 10 menit, api dan lampu burner dimatikan, program pada komputer dimatikan, lalu main unit AAS, kemudian kompresor, setelah itu ducting dan terakhir gas.

Bagian-Bagian pada AAS

a. Lampu Katoda

Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu. Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu :

Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur
Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa logam sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal. Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol digunakan untuk memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu dimasukkan ke dalam soket pada AAS. Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling menonjol dari ke-empat besi lainnya. Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga unsur logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong untuk keluar masuknya gas dari luar dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat menyebabkan keracunan pada lingkungan sekitar.
Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah selesai digunakan, maka lampu dilepas dari soket pada main unit AAS, dan lampu diletakkan pada tempat busanya di dalam kotaknya lagi, dan dus penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya setelah selesai penggunaan, lamanya waktu pemakaian dicatat.

b. Tabung Gas

Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20000K, dan ada juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran suhu ± 30000K. regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator merupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung. Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung gas tersebut, yaitu dengan mendekatkan telinga ke dekat regulator gas dan diberi sedikit air, untuk pengecekkan. Bila terdengar suara atau udara, maka menendakan bahwa tabung gas bocor, dan ada gas yang keluar. Hal lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan sedikit air sabun pada bagian atas regulator dan dilihat apakah ada gelembung udara yang terbentuk. Bila ada, maka tabung gas tersebut positif bocor. Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan menggunakan minyak, karena minyak akan dapat menyebabkan saluran gas tersumbat. Gas didalam tabung dapat keluar karena disebabkan di dalam tabung pada bagian dasar tabung berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah keluar, selain gas juga memiliki tekanan.

c. Ducting

Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar ppolusi yang dihasilkan tidak berbahaya. Cara pemeliharaan ducting, yaitu dengan menutup bagian ducting secara horizontal, agar bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak akan ada serangga atau binatang lainnya yang dapat masuk ke dalam ducting. Karena bila ada serangga atau binatang lainnya yang masuk ke dalam ducting , maka dapat menyebabkan ducting tersumbat. Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian kecil pada ducting kearah miring, karena bila lurus secara horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk menghisap hasil pembakara yang terjadi pada AAS, dan mengeluarkannya melalui cerobong asap yang terhubung dengan ducting

d. Kompresor

Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat iniberfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS, pada waktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol pengatur tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, spedo pada bagian tengah merupakan besar kecilnya udara yang akan dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan tombol yang kanan merupakantombol pengaturan untuk mengatur banyak/sedikitnya udara yang akan disemprotkan ke burner. Bagian pada belakang kompresor digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai penggunaan AAS. Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri meerupakan posisi tertutup. Uap air yang dikeluarkan, akan memercik kencang dan dapat mengakibatkan lantai sekitar menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap, agar lantai tidak menjadi basah., dan uap air akan terserap ke lap.

e. Burner

Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata. Lobang yang berada pada burner, merupakan lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah awal dari proses pengatomisasian nyala api. Perawatan burner yaitu setelah selesai pengukuran dilakukan, selang aspirator dimasukkan ke dalam botol yang berisi aquabides selama ±15 menit, hal ini merupakan proses pencucian pada aspirator dan burner setelah selesai pemakaian. Selang aspirator digunakan untuk menghisap atau menyedot larutan sampel dan standar yang akan diuji. Selang aspirator berada pada bagian selang yang berwarna oranye di bagian kanan burner. Sedangkan selang yang kiri, merupakan selang untuk mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan diuji merupakan logam yang berupa larutan dan harus dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan larutan asam nitrat pekat. Logam yang berada di dalam larutan, akan mengalami eksitasi dari energi rendah ke energi tinggi. Nilai eksitasi dari setiap logam memiliki nilai yang berbeda-beda. Warna api yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada tingkat konsentrasi logam yang diukur. Bila warna api merah, maka menandakan bahwa terlalu banyaknya gas. Dan warna api paling biru, merupakan warna api yang paling baik, dan paling panas, dengan konsentrasi

Buangan pada AAS

Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada AAS. Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian rupa, agar sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi ke atas, karena bila hal ini terjadi dapat mematikan proses pengatomisasian nyala api pada saat pengukuran sampel, sehingga kurva yang dihasilkan akan terlihat buruk. Tempat wadah buangan (drigen) ditempatkan pada papan yang juga dilengkapi dengan lampu indicator. Bila lampu indicator menyala, menandakan bahwa alat AAS atau api pada proses pengatomisasian menyala, dan sedang berlangsungnya proses pengatomisasian nyala api. Selain itu, papan tersebut juga berfungsi agar tempat atau wadah buangan tidak tersenggol kaki. Bila buangan sudah penuh, isi di dalam wadah jangan dibuat kosong, tetapi disisakan sedikit, agar tidak kering.

Keuntungan metode AAS

Keuntungan metode AAS dibandingkan dengan spektrofotometer biasa yaitu spesifik, batas deteksi yang rendah dari larutan yang sama bisa mengukur unsur-unsur yang berlainan, pengukurannya langsung terhadap contoh, output dapat langsung dibaca, cukup ekonomis, dapat diaplikasikan pada banyak jenis unsur, batas kadar penentuan luas (dari ppm sampai %). Sedangkan kelemahannya yaitu pengaruh kimia dimana AAS tidak mampu menguraikan zat menjadi atom misalnya pengaruh fosfat terhadap Ca, pengaruh ionisasi yaitu bila atom tereksitasi (tidak hanya disosiasi) sehingga menimbulkan emisi pada panjang gelombang yang sama, serta pengaruh matriks misalnya pelarut.

nadinlove.blogspot.co.id/2012/03/kimia-analisa-instrument.html

Instrumen Spektrofotometer Infra Merah

Instrumen Spektrofotometer Infra Merah



Spektrofotometer Infra Merah adalah suatu alat yang digunakan untuk mengamati dan mengidentifikasi interaksi molekul-molekul dan komponen-komponen organik dan anorganik dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1,00 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-1. Aulat ini dapat digunakan untuk mengetahui suatu gugus fungsional dari suatu senyawa. Prinsip kerja alat ini yaitu spektrofotometer infra merah digunakan untuk mempelajari sifat-sifat bahan, dimana struktur zat yang diuji dapat diamati dengan spektrogram panjang gelombang vs transmittansi yang sangat spesifik dan merupakan sidik jari suatu molekul. Spektogram dari bahan yang sudah diketahui spektranya. Spektra di daerah infra merah, terutama di daerah infra merah dapat digunakan terutama untuk mempelajari sifat-sifat tertentu suatu bahan. Perubahan struktur yang sedikit saja dapat memberikan perubahan yang dapat diamati pada spektrogram panjang gelombang vs transmittansi. Perubahan ini sangat spesifik dan merupakan sidik jari suatu molekul.

Dasar Spektroskopi Infra Merah dikemukakan oleh Hooke dan didasarkan atas senyawa yang terdiri atas dua atom atau diatom yang digambarkan dengan dua buah bola yang saling terikat oleh pegas seperti tampak pada gambar disamping ini. Jika pegas direntangkan atau ditekan pada jarak keseimbangan tersebut maka energi potensial dari sistim tersebut akan naik.

Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang belum diketahui, karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut. Metode ini banyak digunakan karena:
a. cepat dan relatif murah
b. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul.
c. Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan oleh karena itu dapat menyajikan sebuah finger print (sidik jari) untuk senyawa tersebut.

Setiap senyawa pada keadaan tertentu telah mempunyai tiga macam gerak, yaitu :

Gerak Translasi, yaitu perpindahan dari satu titik ke titik lain.
Gerak Rotasi, yaitu berputar pada porosnya,
Gerak Vibrasi, yaitu bergetar pada tempatnya.


Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang , sinar inframerah dibagi atas tiga daerah yaitu:

a. Daerah inframerah dekat
b. Daerah inframerah pertengahan
c. Daerah inframerah jauh


Penggunaan dan Aplikasi

Spektroskopi inframerah biasanya digunakan untuk penelitian dan digunakan dalam industri yang sederhana dengan teknik yang sederhana dan untuk mengontrol kualitas. Alat spektroskopi inframerah cukup kecil dan mudah dibawa kemana-mana dan kapanpun dapat digunakan. Dengan meningkatnya teknologi komputer memberikan hasil yang lebih baik. Spektroskopi inframerah mempunyai ketepatan yang tinggi pada aplikasi kimia organik dan anorganik. Spektroskopi inframerah juga sukses kegunaannya dalam semikonduktor mikroelektronik: untuk contoh, spektroskopi inframerah dapat digunakan untu semikonduktor seperti silikon, gallium arsenida, gallium nitrida, zinc selenida, silikon amorp, silikon nitrida, dan sebagainya.

http://nadinlove.blogspot.co.id/2012/03/kimia-analisa-instrument.html

Instrumen kimia Gas Chromatography (GC)

Instrumen kimia Gas Chromatography (GC)



Merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk menganalisis senyawa-senyawa organik yang dapat diuapkan dalam GC diamana titik uapnya antara 200o C- 350o C. Biasanya senyawa-senyawa yang memiliki massa molekul relatif kecil. Detektor yang digunakan dsesuaikan dengan senyawa yang dianalisis.

GC biasanya memakai detektor flame ionization detector (FID) atau thermal conductivity detector (TCD). Sedangkan GC-MS detektornya menggunakan mass spectrometer (spektrometer massa). Campuran gas dapat dipisahkan dengan kromatografi gas. Fasa stationer dapat berupa padatan (kromatografi gas-padat) atau cairan (kromatografi gas-cair). Umumnya, untuk kromatografi gas-padat, sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon teraktivasi, alumina teraktivasi, silika gel atau saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam gulung yang panjang (2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas semacam hidrogen, nitrogen atau argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih rendah seperti oksigen, karbon monoksida dan karbon dioksida dimungkinkan dengan teknik ini.

Dalam kasus kromatografi gas-cair, ester seperti ftalil dodesilsulfat yang diadsorbsi di permukaan alumina teraktivasi, silika gel atau penyaring molekular, digunakan sebagai fasa diam dan diisikan ke dalam kolom. Campuran senyawa yang mudah menguap dicampur dengan gas pembawa disuntikkan ke dalam kolom, dan setiap senyawa akan dipartisi antara fasa gas (mobil) dan fasa cair (diam) mengikuti hukum partisi. Senyawa yang kurang larut dalam fasa diam akan keluar lebih dahulu.

Metoda ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti hidrokarbon dan ester. Analisis minyak mentah dan minyak atsiri dalam buah telah dengan sukses dilakukan dengan teknik ini. Efisiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan cairannya. Disarankan untuk mencoba fasa cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa. Berdasarkan hasil ini, cairan yang lebih khusus kemudian dapat dipilih. Metoda deteksinya, akan mempengaruhi kesensitifan teknik ini. Metoda yang dipilih akan bergantung apakah tujuannya analisik atau preparatif.

Detektor pada GC :

1. Thermal Conductivity Detector (TCD)
2. Flame Ionization Detektor (FID)
3. Thermionic Detector (TD)
4. Electron Capture Detector (ECD)
5. Detektor Fotometri Nyala
6. Detektor Fotoionisasi.
7. Detektor Mass Spectroscopy (MS)
8. Nitrogen Phosphor Detector (NPD)


http://nadinlove.blogspot.co.id/2012/03/kimia-analisa-instrument.html

Instrumen pH Meter

Instrumen pH Meter



Instrumen pHmeter adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk menentukan pH atau tingkat keasaman dari suatu sistem larutan. (Beran, 1996). Tingkat keasaman dari suatu zat, ditentukan berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dalam larutan. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.

http://nadinlove.blogspot.co.id/2012/03/kimia-analisa-instrument.html

Instrumen Kimia HPLC

Instrumen Kimia HPLC



A. Sejarah

*Kromatografi ditemukan oleh Tswett pada tahun 1903. D.T. Day juga menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu. Dasar kromatografi lapisan tipis (TLC) ditetapkan pada tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian disempurnakan oleh Stahl pada tahun 1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Synge pada tahun 1941 (untuk ini mereka memenangkan Nobel) untuk pengembangan kromatografi gas dan kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan James mempublikasikan makalah pertama mengenai kromatografi gas. Pada akhir tahun 1960 an, semakin banyak usaha dilakukan untuk pengembangan kromatografi cair sebagai suatu teknik mengimbangi kromatografi gas. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) telah berhasil dikembangkan dari usaha ini.

B. Kegunaan

1. Untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis
2. Analisis ketidakmurnian (impurities)
3. Analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non-volatil)
4. Penentuan molekul-molekul netral, ionic, maupun zwitter ion
5. Isolasi dan pemurnian senyawa
6. Pemisahan senyawa-senyawa yang strukturnya hampir sama.
7. Pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sedikit (trace elements), dalam jumlah banyak dan dalam skala proses industri.

C. Jenis-jenis HPLC

1. Kromatografi padatan cair (LSC)
2. Kromatografi partisi
3. Kromatografi penukar ion (IEC)
4. Kromatografi eksklusi
5. Kromatografi pasangan ion (IPC)


D. Prinsip Kerja

Kromatografi merupakan teknik yang mana solute atau zat-zat terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solute-solut ini melewati suatu kolom kromatografi.

Detektor HPLC

Yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm. Variabel panjang gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa dengan range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga digunakan secara luas, terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika dibandingkan dengan detektor UV. HPLC dengan prinsip kromatografi adsorpsi banyak digunakan pada industri farmasi dan pestisida. Zat-zat dengan kepolaran berbeda, yaitu antara sedikit polar sampai polar dapat dipisahkan dengan HPLC berdasarkan partisi cair-cair. Asam-asam nukleat dapat dipisahkan dengan kolom penukar ion yang dikombinasikan dengan kolom butiran berlapiskan zat berpori. Pemakaian HPLC pada kromatografi eksklusi dilakukan dengan kolom panjang, tujuan utama kerjanya tetap sama yaitu penentuan berat molekul polimer dan masalah-masalah biokimia. Pada umumnya teknik ini dapat digunakan pada setiap metode kolom kromatografi.

http://nadinlove.blogspot.co.id/2012/03/kimia-analisa-instrument.html

KIMIA ANALISA INSTRUMENT UV VIS

KIMIA ANALISA INSTRUMENT UV VIS

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun inorganik, sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan. Kimia analitik modern dikategorisasikan melalui dua pendekatan, target dan metode. Berdasarkan targetnya, kimia analitik dapat dibagi menjadi kimia bioanalitik, analisis material, analisis kimia, analisis lingkungan, dan forensik. Berdasarkan metodenya, kimia analitik dapat dibagi menjadi spektroskopi, spektrometri massa, kromatografi dan elektroforesis, kristalografi, mikroskopi, dan elektrokimia. Meskipun kimia analitik modern didominasi oleh instrumen-instrumen canggih, akar dari kimia analitik dan beberapa prinsip yang digunakan dalam kimia analitik modern berasal dari teknik analisis tradisional yang masih dipakai hingga sekarang. Contohnya adalah titrasi dan gravimetri. Kimia analisa instrumen adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan identifikasi atau penentuan komposisi dengan bantuan instrumen (alat) khas; keuntungan analisis berlangsung cepat dengan sedikit pereaksi baik jenis maupun jumlahnya, dan kelemahannya bergantung pada ketelitian alat. . Beberapa alasan perkembangan kimia analisa instrumen adalah:

a. Banyak zat kimia yang tidak dapat ditentukan dengan cara kimia biasa ( visual).
b. Matriks sampel yang dianalisa sangat sulit.
c. Sampel yang dianalisa kuantitasnya sangat kecil
d. Hasil analisa yang cepat.


Dalam kimia analisa instrument ada beberapa hal yang perlu dibahas yaitu:

1. Instrumen kimia UV-Vis

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang di absorpsi.
Pada umumnya ada beberapa jenis spektrofotometri yang sering digunakan dalam analisis secara kimiawi, antara lain:

a. Spektrofotometri Vis (visibel)
b. Spektrofotometri UV (ultra violet)
c. Spektrofotometer UV-VIS
Dan lain-lain tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah spektrofotometri UV-VIS, tetapi untuk lebih jelasnya akan dijelaskan terlebih dahulu secara singkat spektrofotometri di atas Spektrofotometri Visibel



Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak(visible). Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 ºC) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu. Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible.
Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan stabil. Spektrofotometri UV

Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium.Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti ‘dua’, mengacu pada intinya yang memiliki dua pertikel.Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan.Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi.Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil analisa.

Spektrofotometri UV-VIS

Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna. Spektroskopi ultraviolet-visible atau spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis atau UV / Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat. Ini berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan berdekatan (dekat ultraviolet (UV) dan dekat dengan inframerah (NIR)) kisaran. Penyerapan dalam rentang yang terlihat secara langsung mempengaruhi warna bahan kimia yang terlibat. Di wilayah ini dari spektrum elektromagnetik, molekul mengalami transisi elektronik. Teknik ini melengkapi fluoresensi spektroskopi, di fluoresensi berkaitan dengan transisi dari ground state ke eksited state. Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu :

a. Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan.
b. Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks
c. Penyerapan oleh perpindahan muatan.


Interaksi antara energy cahaya dan molekul dapat digambarkan sbb :

E = hv
Dimana , E = energy (joule/second)
h = tetapan plank
v = frekuensi foton
Penyerapan sinar uv-vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional/gugus kromofor (gugus dengan ikatan tidak jenuh) yang mengandung electron valensi dengan tingkat eksitasi yang rendah. Dengan melibatkan 3 jenis electron yaitu : sigma, phi dan non bonding electron. Kromofor-kromofor organic seperti karbonil, alken, azo, nitrat dan karboksil mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang maksimalnya dapat berubah sesuai dengan pelarut yang digunakan. Auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai elekron bebas, seperti hidroksil, metoksi dan amina. Terikatnya gugus auksokrom pada gugus kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar (bathokromik) yang disertai dengan peningkatan intensitas (hyperkromik).

1. Kegunaan spektroskopi UV-VIS <br/>
UV / Vis spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif penentuan larutan dari logam transisi ion dan sangat dikonjugasikan senyawa organik.

a. Larutan ion logam transisi dapat berwarna (misalnya, menyerap cahaya) karena elektron dalam atom logam dapat tertarik dari satu negara elektronik lainnya. Warna larutan ion logam sangat dipengaruhi oleh kehadiran spesies lain, seperti anion tertentu atau ligan. Sebagai contoh, warna larutan encer tembaga sulfat adalah biru yang sangat terang; menambahkan amonia meningkat dan perubahan warna panjang gelombang serapan maksimum (λ m a x).

b. Senyawa organik, terutama mereka yang memiliki tingkat tinggi konjugasi, juga menyerap cahaya pada daerah UV atau terlihat dari spektrum elektromagnetik. Pelarut untuk penentuan ini sering air untuk senyawa larut dalam air, atau etanol untuk senyawa organik yang larut. (Pelarut organik mungkin memiliki penyerapan sinar UV yang signifikan; tidak semua pelarut yang cocok untuk digunakan dalam spektroskopi UV. Ethanol menyerap sangat lemah di paling panjang gelombang.).Polaritas pelarut dan pH dapat mempengaruhi penyerapan spektrum senyawa organik. Tirosin, misalnya, peningkatan penyerapan maksimum dan koefisien molar kepunahan ketika pH meningkat 6-13 atau ketika polaritas pelarut berkurang.

c. Sementara kompleks transfer biaya juga menimbulkan warna, warna sering terlalu kuat untuk digunakan dalam pengukuran kuantitatif. Hukum Beer-Lambert menyatakan bahwa absorbansi larutan berbanding lurus dengan konsentrasi spesies menyerap dalam larutan dan panjang jalan. Jadi, untuk tetap jalan panjang, UV / VIS spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi dalam larutan penyerap. Perlu untuk mengetahui seberapa cepat perubahan absorbansi dengan konsentrasi. Ini dapat diambil dari referensi (tabel koefisien molar kepunahan), atau lebih tepatnya, ditentukan dari kurva kalibrasi.

Instrumentasi UV-Vis

Spektroskofi UV-VIS memiliki instrumentasi yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu ;

1. Sumber radiasi sumber energy cahaya yang biasa untuk daerah tampak dari spectrum itu maupun daerah ultraviolet dekat dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat ranbut terbuat dari wolfram. Pada kondisi operasi biasa, keluaran lampu wolfram ini memadai dari sekitar 235 atau 350 nm ke sekitar 3 µm. energy yang dipancarkan olah kawat yang dipanaskan itu beraneka ragam menurut panjang gelombangnya. Panas dari lampu wolfram dapat merepotkan; sringkali rumah lampu itu diselubungi air atau didinginkan dengan suatu penghembus angin untuk mencegah agar sampel ataupun komponen lain dari instrument itu menjadi hangat.

2. Wadah sampel
kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanyan kebanyakan wadah sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energy cahaya dalam daerah spektral yang diminati: jadi sel kaca melayani daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silica tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet. Dalam instrument, tabung reaksi silindris kadang-kadang diginakan sebagai wadah sampel. Penting bahwa tabung-tabung semacam itu diletakkan secara reprodusibel dengan membubuhkan tanda pada salah satu sisi tabunga dan tanda itu selalu tetaparahnya tiap kali ditaruh dalam instrument. Sel-sel lebih baik bila permukaan optisnya datar. Sel-sel harus diisi sedemikian rupa sehingga berkas cahaya menembus larutan, dengan meniscus terletak seluruhnya diatas berkas. Umumnya sel-sel ditahan pada posisinya dengan desain kinematik dari pemegangnya atau dengan jepitan berpegas yang memastikan bahwa posisi tabung dalam ruang sel (dari) instrument itu reprodusibel.

3. Monokromator
Monokromator ini adalah piranti optis untuk memencilkan suatu berkas radiasi dari sumber berkesinambungan, berkas mana mempunyai kemurnian spectral yang tinggi dengan panjang gelombang yang diinginkan. Radiasi dari sumber difokuskan ke celah masuk, kemudian disejajarkan oleh sebuah lensa atau cermin sehingga suatu berkas sejajar jatuh ke unsure pendispersi, yang berupa prisma atau suatu kisi difraksi. Dengan memutar prisma atau kisi itu secara mekanis, aneka porsi spectrum yang dihasilkan oleh insur disperse dipusatkan pada celah keluar, dari situ, lewat jalan optis lebih jauh, porsi-porsi itu menjumpai sampel. 4. Detektor
Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai panjang gelombang Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet. Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap. Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran mengapa pelarut yang digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut menyerapnya! Tetapi berbeda, senyawa-senyawa akan menyerap dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV. Misalnya, metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan air pada gelombang dibawah 190 nm. Jika anda menggunakan campuran metanol-air sebagai pelarut, anda sebaiknya menggunakan panjang gelombang yang lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah dari pelarut.

5. Rekorder
Dan di dalam rekorder signal tersebut direkam sebagai spektrum yang berbentuk puncak-puncak. Spektrum absorpsi merupakan plot antara absorbans sebagai ordinat dan panjang gelombang sebagai absis.

Prinsip Kerja UV-Vis

Pada prinsipnya spektroskopi UV-Vis menggunakan cahaya sebagai tenaga yang mempengaruhi substansi senyawa kimia sehingga menimbulkan cahaya.Cahaya yang digunakan merupakan foton yang bergetar dan menjalar secara lurus dan merupakan tenaga listrik dan magnet yang keduanya saling tagak lurus. Tenaga foton bila mmepengaruhi senyawa kimia, maka akan menimbulkan tanggapan (respon), sedangkan respon yang timbul untuk senyawa organik ini hanya respon fisika atau Physical event. Tetapi bila sampai menguraikan senyawa kimia maka dapat terjadi peruraian senyawa tersebut menjadi molekul yang lebih kecil atau hanya menjadi radikal yang dinamakan peristiwa kimia atau Chemical event. Spektroskopi UV-Vis digunakan untuk cairan berwarna. Sehingga sampel yang akan diidentifikasi harus diubah dalam senyawa kompleks. Analisis unsur berasal dari jaringan tanaman, hewan, manusia harus diubah dalam bentuk larutan, misalnya destruksi campuran asam (H2SO4+ HNO3 + HClO4) pada suhu tinggi. Larutan sample diperoleh dilakukan preparasi tahap berikutnya dengan pereaksi tertentu untuk memisahkan unsur satu dengan lainya, misal analisis Pb dengan ekstraksi dithizon pada pH tertentu. Sampel Pb direaksikan dengan amonium sitrat dan natriun fosfit, pH disesuaikan dengan penambahan amonium hidroksida kemudian ditambah KCN dan NH2OH.HCl dan ekstraksi dengan dithizon.

Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi diteruskan menuju monokromator, Cahaya dari monokromator diarahkan terpisah melalui sampel dengan sebuah cermin berotasi, Detektor menerima cahaya dari sampel secara bergantian secara berulang – ulang, Sinyal listrik dari detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya, perhitungan dilakukan dengan komputer yang sudah terprogram.

Aplikasi dari UV-Vis

1. Studi Fotoelektrokimia Lapisan Tipis CdS Hasil Deposisi Metode CBD
Lapisan tipis CdS dideposisi pada substrat gelas berlapis TCO dengan metode CBD (Chemical Bath Deposition) menggunakan bahan dasar CdCl2 sebagai sumber ion Cd2+ dan (NH2)2 SC (Thiourea) sebagai sumber ion S2-. Karakterisasi XRD lapisan tipis yang diperoleh memperlihatkan puncak-puncak karakteristik CdS polikristal dengan struktur kubik (zincblende). Absorbansi dan transmitansi optik dengan spektroskopi UV-VIS memperlihatkan daerah absorbsi pada rentang cahaya tampak (300 nm - 500 nm) dengan maksimum pada sekitar 330 nm. Karakterisasi fotoelektrokimia dilakukan di dalam sel elektrokimia yang berisi elektrolit 1M NaOH dan elektrolit mengandung kompleks iodida. Respon arus foto (photocurrent) elektroda CdS di dalam sel fotoelektrokimia memperlihatkan kebergantungan pada panjang gelombang cahaya datang dan bersesuaian dengan absorbansi optik spektroskopi UV-VIS. Lebar celah pita energi (energy bandgap) ditentukan melalui kurva (Jphhv)2 vs hv (energi foton), diperoleh lebar pita energi sebesar 2.45 eV. Hubungan rapat arus foto terhadap energi foton cahaya (hv) juga diperlihatkan dari kurva Jph vs hv.

2. Meneliti Pengaruh Kelembaban Terhadap Absorbansi Optik Lapisan Gelatin
Penelitian ini menyajikan studi tentang pengaruh kelembaban terhadap absorbansi optik lapisan gelatin. Cahaya yang melewati atau diserap film gelatin dideteksi menggunakan spektrometer dengan panjang gelombang antara 292 nm sampai 591 nm dalam rentang daerah ultraungu (UV) – cahaya tampak (visible). Absorbansi optik lapisan gelatin dipindai (di-scan) dengan perlakuan variasi kelembaban udara (kelembaban nisbi, RH). Film gelatin dideposisi menggunakan spin-coater pada kecepatan putar tertentu di atas substrat kaca. Absorbansi optik lapisan gelatin diamati menggunakan teknik spektroskopi dengan mengukur absorbansi dalam rentang UV-Vis. Absorbansi optik lapisan gelatin dipindai (scan) dari panjang gelombang 292 nm sampai dengan 591 nm yaitu dalam rentang cahaya ultraungu (UV) – cahaya tampak (visible). Hasil pengukuran nilai absorbansi untuk setiap panjang gelombang dalam rentang pengukuran. Dari spektrum absorbansi tersebut diketahui serapan optik lapisan gelatin berada pada daerah ultraungu (UV), antara 292 nm sampai 355 nm.

http://nadinlove.blogspot.co.id/2012/03/kimia-analisa-instrument.html

Analisa kualitatif senyawa organik

Analisa kualitatif senyawa organik

Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon,kecuali karbiad, karbonat, dan oksida karbon. Diantara beberapa golongan senyawa organik adalah hidrokarbon aromaik, senyawa yang mengandung paling tidak satu cincin benzene ; senyawa hidrosiklik yang mencakup atom- atom non karbon dalam stuktur cincinnya ( Pudjaatmaka, 1982).

Ada dua cara yang relatif sederhana secara kualitatif dengan melihat apakah didalam suatu senyawa terdapat nitrogen, belerang dan halogen yaitu dengan menggunakan logam natrium, sehingga nitrogen, belerang, ataupun halogen berturut- turut dapat diubah menjadi natium sianida, natrium sulfida, atau natrium halida (Parlan, 2003).

Analisa kualitatif merupakan suatu pemeriksaan atau analisis kimia yang bertujuan untuk menyelidiki unsure-unsur ataupun ion-ion yang terdapat dalam suatu zat atau campuran persenyawaan yang bertujuan untuk analisa. Analisa kualitatif mengaju pada pangkal untuk memisahkan dan menguji adanya ion dalam larutan. Analisa kualitatif dilakukan karena adanya jenis ion yang ada dalam suatu campuran. (Achmadi, 1987).

1. Uji adanya C dan H
Dikeringkan dalam cawan penguap 2 gram bubuk CuO selama beberapa menit dengan pembakar spirtus. Selagi panas, campurkan 0,2 gram sukrosa dan dipindahkan kedalam tabung reaksi. Tabung ditutup dengan gabus dan dihubungkan dengan pipa bengkok kedalam larutan kapur, sampai ujung pipa menyentuh larutan kapur. Dipanaskan campuran tersebut . Diperhatikan warna larutan kapur dan tetesan air pada dinding tabung.

2. Uji adanya halogen
Dipanaskan kawat tembaga pada pembakaran gas sampai nyala gas tidak berwarna lagi. Didinginkan dan kemudian dibasahkan dengan kloroform, dipanaskan lagi dan diamati warna yang timbul.

3. Metode Peleburan Natrium
Kedalam tabung reaksi dimasukan sepotong kecil logam natrium lalu dipanaskan sampai melebur dan uapnya akan memenuhi bagian bawah tabung. Dipindahkan api dan dimasukkan zat yang akan diuji (1 ml putih telur), akan terjadi reaksi eksoterm. Bila zat masih berbentuk cairan, ditambahkan lagi beberapa tetes putih telur. Tabung dipanaskan lagi, selagi panas tabung dimasukkan (bagian bawahnya) kedalam gelas kimia yang berisi 15 ml air. Tabung akan pecah dan sisa natrium akan bereaksi hebat dengan air. Bila tidak ada lagi reaksi dihancurkan bagian bawah tabung, didihkan air tersebut lalu disaring.filtrat yang diperoleh dapat digunakan sebagai sampel pada percobaan 4 dan 5.

4. Uji adanya sulfur
Dimasukkan 3 ml sampel (dari percobaan 3) dengan asam asetat, lalu dididihkan. Diuji gas yang keluar dengan kertas Pb asetat. Kepada 2 ml sampel yang lain ditambahkan larutan Na. Nitroprusit. Diamati warna yang terbentuk.

5. Uji adanya nitrogen
Tiga ml sampel (dari percobaan 3) ditambahkan 5 tetes larutan besi (II)sulfat, kemudian ditambahkan NaOH sampai alkalis, dididihkan lalu disaring. Filtratnya diasamkan dengan asam sulfat encer, ditambahkan 5 tetes larutan KF dan 1 tetes larutan FeCl, diamati warna yang terjadi dan dicatat.

http://tanayatanaya.blogspot.co.id/2013/10/analisis-kualitatif-senyawa-organik.html

Kimia Organik

KImia Organik

1. Protein

Protein tersusun dari peptida-peptida sehingga membentuk suatu polimer yang disebut polipeptida. Setiap monomernya tersusun atas asam amino. Peranan protein diantaranya sebagai katalisator, pendukung, cadangan, sistem imun, dsb. Hampir semua asam amino, kecuali glisin mempunyai atom karbon kiral. Asam amino kiral memiliki dua bentuk isomeri. Memiliki kemiripan sifat fisika dan kimia, kecuali kemampuan membedakan arah putar bidang polarisasi. Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai macam struktur yang khas pada masing-masing protein. Adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener. Struktur primer merupakan struktur yang urutan asam aminonya tersusun secara linear dan tidak terjadi percabangan rantai. Struktur sekunder merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear dan memiliki segmen-segmen dalam polipeptida yang terlilit. Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai samping (gugus R) berbagai asam amino Struktur kuarterner adalah protein membentuk molekul kompleks, beberapa rantai protein bergabung membentuk seperti bola (Carey, 2006).



2. Metode Pengujian Kualitatif Protein

2.1 Metode Biuret
Uji biuret merupakan uji umum untuk mengetahui ikatan peptida dalam suatu protein. Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet (Azhar, 2010).

2.2 Pereaksi Xantoprotein
Larutan asam nitrat ditambahkan ke dalam larutan protein secara hati-hati. Setelah dicampurkan akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning bila dipanaskan. Uji ini positif untuk protein yang mengandung asam amino tirosin, fenilalanin, dan triptofan (Azhar, 2010).

2.3 Reaksi Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil (Azhar, 2010).

2.4 Reaksi Ninhidrin
Ninhidrin adalah suatu senyawa oksidator kuat yang apabila bereaksi dengan asam α amino akan menghasilkan warna ungu. Reaksi ini terjadi dengan senyawa amin primer dan ammonia tanpa pembebasan CO. Reaksi ninhidrin digunakan untuk mengetahui adanya kandungan asam α-amino (Azhar, 2010).

2.5 Reaksi Sakaguchi
Pereaksi yang digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini memberikan hasil positif apabila ada gugus guanidin. Jadi arginin atau protein yang mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah (Azhar, 2010).

3. Reagen dan Fungsi
Ninhidrin adalah suatu reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Apabila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu. Reagen ini dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan. Berbahaya jika tertelan dan berbahaya jika diserap melalui kulit atau terhirup. Biuret adalah reagen yang digunakan untuk mendeteksi adanya ikatan peptida. Dalam uji biuret ini terdapat 2 reagen, yakni CuSO4 dan NaOH. Reagen-reagen ini dapat berbahaya jika tertelan, dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan iritasi saluran pernafasan dengan luka bakar, menyebabkan iritasi mata dan kulit dan luka bakar, higroskopis, mutagen dan kemungkinan sensitizer (Tjahjadi, 2008).

4. Tinjauan Bahan

4.1 Aquades
Merupakan bahan kimia yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia karena memiliki pH netral sehingga tidak menimbulkan efek samping (Tejasari, 2005).

4.2 Telur
Telur mengandung protein hewani. Protein pada telur merupakan protein yang bermutu tinggi. Protein ini memiliki susuna asam amino yang lengkap dan sering dijadikan patokan dalam menentukan mutu protein dari berbagai bahan pangan lainnya (Tejasari, 2005).

4.3 Gelatin
Gelatin adalah protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan. Pada umumnya diproduksi dari kulit dan tilang sapi atau babi. Gelatin digunakan pada industri makanan, farmasi, obat-obatan dan lain sebagainya (Tejasari, 2005).

4.4 Skim
Cairan susu yg telah dipisahkan dari kepala susu sehingga kadar lemak dan vitaminnya rendah (Tejasari, 2005).

4.5 Pemanis buatan rendah kalori
Merupakan zat kimia atau komponen alami yang menawarkan rasa manis gula dengan jumlah kalori yang lebih sedikit dari gula. Pemanis buatan, jauh lebih manis dibandingkan gula (Tejasari, 2005).

4.6 MSG
MSG adalah asam glutamat yang diproduksi dari fermentasi tetes tebu dan pati makanan. Banyak ahli berpendapat akumulasi MSG selama bertahun-tahun bisa memicu berbagai penyakit termasuk obesitas, alzheimer, dan penyakit kronis lainnya (Tejasari, 2005).

http://velahumaira.blogspot.co.id/2014/03/laporan-praktikum-kimia-organik.html

Kamis, 03 September 2015

Hubungan ilmu biologi dan kimia organik

Hubungan ilmu biologi dan kimia organik

1. Pendahuluan

Perkembangan hidup manusia telah diawali dengan memanfaatkan organisme lain sebagai sumber bahan yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, seperti obat-obatan, pangan, dan sandang. . Para ahli kimia pada abad ke-19 telah mengetahui cara membuat beragam senyawa sederhana dalam laboratorium dengan cara mengkombinasikan berbagai unsur pada kondisi yang sesuai. Perlakuan tersebut ternyata belum memungkinkan bahan sintesis buatan dapat diekstraksi dari molekul kompleks pada makhluk hidup. Hal tersebut mendorong Jons Jakob Berzelius, seorang ahli kimia Swedia, untuk membedakan senyawa organik yang hanya dapat dihasilkan dari organisme hidup dan senyawa anorganik yang hanya dapat dihasilkan pada benda tidak hidup. Bidang ilmu tersebut dikenal dengan nama kimia organik (Campbell dkk. 2002: 53).

Para pelopor kimia organik mengubah paradigma ahli biologi, yaitu semua fenomena alami, termasuk proses kehidupan, diatur oleh hukum-hukum fisika dan kimia. Kajian kimia organik didefinisikan sebagai kajian tentang senyawa karbon tanpa mengetahui asal atau sumber senyawa tersebut. Sebagian besar senyawa organik yang berada di alam dihasilkan organisme. Molekul-molekul tersebut mewakili keberagaman dan lebih rumit daripada senyawa anorganik. Landasan kimia organik adalah sifat kimiawi suatu unsur yang unik (Campbell dkk. 2002: 53; James dkk. 2008: 58).

2. Pengertian Kimia Organik

Karbon merupakan atom yang dapat membentuk lebih banyak senyawa daripada unsur lainnya. Hal tersebut disebabkan atom karbon tidak hanya membentuk ikatan karbon tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga, tetapi juga dapat membentuk struktur rantai dan cincin. Cabang ilmu yang mempelajari senyawa karbon adalah kimia organik (Chang 2006: 332).

Unsur-unsur yang menyusun senyawa organik tidak banyak jumlahnya. Unsur-unsur utama adalah karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen. Unsur-unsur lainnya adalah belerang, halogen, fosfor, magnesium, besi, stibium, arsen, kobalt, dan tembaga. Penggolongan senyawa organik dibedakan berdasarkan gugus fungsi yang terkandung pada senyawa tersebut. Gugus fungsi adalah sekelompok atom yang menyebabkan perilaku kimia molekul induk. Molekul berbeda yang mengandung gugus fungsi yang sama mengalami reaksi yang sama sehingga sifat-sifat senyawa dapat dipelajari dengan mudah (Chang 2006: 332; Sumardjo 2006: 30).

Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang dikenal sebagai hidrokarbon sebab senyawa tersebut terdiri dari hidrogen dan karbon. Hidrokarbon dibedakan menjadi dua golongan utama berdasarkan struktur, yaitu alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik tidak mengandung gugus benzena, sedangkan hidrokarbon aromatik mengandung satu atau lebih gugus benzena (Chang 2006: 332).

3. Hubungan Kimia Organik dengan Ilmu Biologi

Materi-materi hidup, seperti karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen, dan sebagian kecil sulfur dan fosfor, memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan kovalen yang kuat sehingga suatu sifat sangat penting dalam penyusunan molekul organik kompleks. Suatu sel terdiri dari 70%-95% air, namun sebagian besar terdiri dari senyawa karbon. Protein, lipid, steroid, DNA, karbohidrat, dan molekul-molekul lain yang membedakan materi-materi hidup dengan yang tidak hidup tersusun atas atom karbon yang berikatan dengan atom karbon lain atau dengan unsur-unsur lain. Hal tersebut yang menyebabkan kimia organik penting dalam keragaman molekul biologi yang tanpa batas (Campbell 2002: 52).

Karbohidrat adalah hidrokarbon dengan rumus empiris Cx(H2O)y. Gula merupakan golongan karbohidrat. Unit dasar karbohidrat adalah monosakarida atau gula sederhana. Monosakarida dapat mengandung antara tiga sampai tujuh atau lebih atom karbon, tetapi pada umumnya monosakarida mengandung enam atom karbon yang dikenal dengan heksosa. Monosakarida dapat mengalami fusi melalui sebuah proses yang disebut kondensasi atau sintesis dehidrasi. Proses tersebut menyatukan kedua monosakarida sehingga membentuk disakarida dan sebuah molekul air dibebaskan . Kondensasi dapat terjadi kembali untuk membentuk trisakarida dan akhirnya membentuk polisakarida (Fried & Hademenos 2006: 24-25).

Protein adalah sekelompok senyawa organik yang hampir keseluruhan terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein merupakan polimer yang tersusun atas asam amino. Struktur asam amino terdiri dari gugus karbonil yang berikatan pada atom karbon dan gugus NH2. Karbon tersebut disebut sebagai karbon-α sehingga secara keseluruhan asam amino dikenal sebagai asam α-amino. Sifat-sifat protein, seperti kelarutan dalam air dan jenis muatannya, bergantung pada macam-macam gugus R yang ditemukan dalam asam-asam amino yang menyusunnya (Fried & Hademenos 2006: 25).

Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasilkan reaksi penurunan terpen atau skualena. Steroid digolongkan sebagai lipid karena tidak dapat larut dalam air. Steroid terdiri atas cincin atom karbon yang saling berhubungan, tiga di antaranya merupakan cincin heksagonal dan yang lainnya adalah cincin pentagonal. Steroid pada manusia terdapat dalam hormon estrogen dan testosteron. Hormon-hormon seks tersebut dibedakan oleh gugus fungsional pada keempat cincin tersebut. Perbedaan kerja dari kedua molekul tersebut terletak pada sasaran organ yang menghasilkan sifat dan ciri berbeda antara betina dan jantan (Campbell dkk. 2002: 57; Fried & Hademenos 2006: 25).

Kesimpulan

Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari tentang senyawa organik. Senyawa organik merupakan senyawa yang memiliki struktur utama atom karbon yang saling berikatan. Senyawa organik dapat ditemukan di dalam tubuh organisme dan dapat dibuat sintesisnya oleh manusia.

Daftar Acuan

Campbell, Neil A., Jane B. Reece & Lawrence G. Mitchell. 2002. Biologi. Ed. ke-5. Ter. dari Biology, 5th ed, oleh Lestari, R., E.I.M. Adil, N. Anita, Andri, W.F. Wibowo & W. Manalu. Penerbit Erlangga, Jakarta: xxi + 438 hlm.

Chang, R. 2006. Kimia Dasar, Jil. 1. Penerbit Erlangga, Jakarta: xii + 428 hlm.

Fried, G.H. & G.J. Hademenos. 2006. Biologi, Ed. ke-2. Ter. dari Biology, 2th ed, oleh Tyas, D. Penerbit Erlangga, Jakarta: xxi + 387 hlm.

James, J., C. Baker & H. Swain. 2008. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Ter. dari Principles pf science for nurses, oleh Wardhani, I.R. Penerbit Erlangga, Jakarta: vii + 255 hlm.

Sumardjo, D. 2006. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program strata 1 fakultas bioeksakta. Penerbit EGC, Jakarta: x + 650 hlm.

Rabu, 02 September 2015

Keistimewaan Atom Karbon (Organik)

Keistimewaan Atom Karbon (Organik)

Apakah kimia organik itu? Mengapa begitu banyak orang mempelajari kimia organik dan mengapa pula kita perlu mempelajarinya? Jawabannya sangat sederhana, karena semua organisme hidup tersusun atas senyawa-senyawa organik. Sebagai contohnya, rambut yang menghias kepala kita, kulit, otot, dan DNA yang mengontrol penurunan genetik, serta obat, semuanya merupakan senyawa organik. Senyawa organik juga terdapat pada makanan, bahan farmasi/kosmetik, plastik, pakaian, dan komponen minyak bumi.





Seorang ahli kimia dari Swedia, Torbern Bergman, pada tahun 1770 mengekspresikan penjelasan di atas sebagai perbedaan antara senyawa organik dan anorganik. Selanjutnya, senyawa organik diartikan sebagai senyawa kimia yang diperoleh dari makhluk hidup.

Banyak ahli kimia pada masa itu hanya menjelaskan perbedaan senyawa organik dan senyawa anorganik dalam hal bahwa senyawa organik harus mempunyai energi vital (vital force) sebagai hasil dari keaslian mereka dalam tubuh makhluk hidup. Salah satu akibat dari energi vital ini adalah para ahli kimia percaya bahwa senyawa organic tidak dapat dibuat di laboratorium sebagaimana yang dapat dilakukan terhadap senyawa anorganik.

Tetapi Friedrich Wohler (1828) secara tidak sengaja ketika tengah bekerja di laboratorium mampu mengubah garam anorganik, ammonium sianat, menjadi senyawa organik yaitu urea yang sebelumnya telah ditemukan dalam urin manusia.


Dalam perkembangan selanjutnya diperoleh suatu kesimpulan bahwa diantara senyawa organic dan anorganik tidak ada perbedaan mengenai hukum-hukum kimia yang berlaku. Meskipun diantara senyawa organic dan senyawa anorganik tidak ada perbedaan yang hakiki sebagai senyawa kimia, namun pengkajiannya tetap dipandang perlu dipisahkan dalam cabang kimia yang spesifik.



Atom terpenting yang dipelajari dalam kimia organik adalah atom karbon. Meskipun demikian, atom lainnya juga dipelajari seperti hidrogen, nitrogen, oksigen, fosfor, sulfur, dan atom lainnya. Akan tetapi mengapa atom karbon sangat spesial? Atom karbon termasuk dalam golongan 4A, karbon memiliki empat elektron valensi yang dapat digunakan untuk membentuk empat ikatan kovalen. Di dalam tabel periodik, atom karbon menduduki posisi tengah dalam kolom periodenya.



Atom karbon dapat berikatan satu dengan lainnya membentuk rantai panjang atau cincin. Karbon, sebagai elemen tunggal mampu membentuk bermacam senyawa, dari yang sederhana seperti metana, hingga senyawa yang sangat komplek misalnya DNA yang terdiri dari sepuluh hingga jutaan atom karbon. Jadi, senyawa karbon tidak hanya diperoleh dari organisme hidup saja. Kimiawan modern saat ini sudah mampu menyintesis senyawa karbon di dalam laboratorium. Contohnya: obat, pewarna, polimer, pengawet makanan, pestisida, dan lain-lain. Saat ini, kimia organik didefinisikan sebagai senyawa yang mengandung atom karbon.

Kekhasan Atom Karbon

Atom karbon adalah atom yang memiliki enam elektron dengan dengan konfigurasi 1s2 2s2 2p2. Empat electron pada kulit terluar dapat membentuk empat ikatan kovalen baik dengan atom karbon maupun dengan atom lain. Kemampuan atom-atom karbon untuk membentuk ikatan kovalen memungkinkan terbentuknya rantai karbon yang beragam. Hal ini merupakan salah satu penyebab bagitu banyak senyawa karbon yang dapat terbentuk. Rantai karbon diklasifikasikan sebagai berikut:



Empat ikatan kovalen yang dapat terbentuk antar atom C dapat berupa ikatan tunggal atau ikatan rangkap, tergantung dari orbital yang digunakan masing-masing atom karbon tersebut.



Isomer
Selain kemampuan atom karbon untuk membentuk rantai karbon, penyebab lain terbentuknya begitu banyak senyawa karbon adalah adanya fenomena terbentuknya isomer. Isomer merupakan senyawa-senyawa dengan rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya berbeda. Senyawa-senyawa yang merupakan isomer mempunyai sifat yang berbeda.



Gugus Fungsi
Gugus fungsi merupakan bagian molekul senyawa karbon yang mengalami reaksi kimia dan menentukan sifat fisik senyawa karbon tersebut. Selain menentukan sifat senyawa karbon, gugus fungsi juga dijadikan dasar klasifikasi dan penamaan senyawa karbon.

sumber : http://endiferrysblog.blogspot.com/2012/03/kimia-organik-dan-keistimewaan-atom.html

Pengertian Daur biogeokimia

Pengertian Daur biogeokimia

Pengertian Biogeokimia ialah suatu pertukaran atau terjadinya perubahan yang berlangsung terus menerus antara komponen abiotik dengan komponen biotik.

Daur Biogeokimia ialah daur ulang air dan juga komponen-komponen kimia (unsur kimia) yang melibatkan peran serta dari makhluk hidup , termasuk itu manusia dan jufa bebatuan(geofisik). Daur Biogeokimia ialah memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Yang termasuk kedalam daur biogeokima antara lain ialah :

  • Daur Fosfor
  • Daur Air
  • Daur Belerang/Sulfur
  • Daur Karbon dan Oksigen
  • Daur Nitrogen


Fungsi Daur biogeokimia

Fungsi dari daur biogeokimia ialah untuk menjaga kelangsungan hidup di bumi, karena pada materi hasil dari daur biogeokimia ini dapat digunakan untuk semua komponen yang ada pada bumi seperti abiotik dan juga biotik.

Macam-Macam Daur Biogeokimia

Daur Fosfor

Fosfor ialah salah satu jenis elemen yang terpenting didalam kehidupan, karena semua makhluk hidup membutuhkan fosfor yang mempunyai bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), yang berfungsi untuk sumber energi metabolisme pada sel. Fosfor ini berbentuk ion ialah ion fosfat atau (PO43-), ion tersebut terdapat didalam bebatuan. Akibat dari terjadinya erosi dan juga pelapukan kemungkinan fosfat akan terbawa ke arah sungai bahkan juga bisa sampai kelaut yang akan membentuk sedimen. Sedimen yang mengandung fosfat tersebut bisa naik ke atas permukaan dikarenakan terjadinya geseran gerak pada dasar bumi. Tumbuhan yang dapat mengambil fospat yang masih berbentuk larutan yang berada di dalam tanah.

Sumber fosfor yang terdapat dibumi ialah dari :
  • bebatuan
  • tanaman
  • tanah
  • bahan organik.


Daur fosfor yang berupa hasil dari pelapukan bebatuan ialah dinamakan input, sedangkan outputnya ialah berupa fiksasi mineral dab pelindikan yang hanya dapat dihasilkan oleh output fosfor.
Fosfor dibagi menjadi dua senyawa ialah sebagai berikut :

fosfat organik antara lain tumbuhan dan hewan.
senyawa fosfat anorganik yaitu air dan tanah.

Daur Air

Daur air adalah sirkulasi yang tidak pernah dapat berhenti dari air yang di bumi, dimana air dapat berpindah-pindah dari daratan, lalu kemudian ke udara lalu kedaratan lagi, dan juga air pun mampu tersimpan didasar permukaan dengan 3 fase ialah sebagai berikut :

  • cair yang berbentuk air,
  • padat yang berbentuk es,
  • gas yang berbentuk udara.


Uap air terdapat di atmosfir, uap air berasal dari air laut dan juga air daratan yang menguap yang disebabkan oleh adanya akibat terkenanya panas yang berasal dari matahari. Tetapi pada umumnya uap air yang ada diatmosfir itu hanya terdapat di dalam uapan air laut, karena luas laut ialah mencapai ¾ luas permukaan bumi. Terkondensasinya uap air di atmosfir akan mampu untuk mengubah menjadi awan, yang pada akhirnya awan-awan tersebut akan berubah menjadi hujan, kemudian air hujan yang telah turun dimuka bumi akan diserap kedalam tanah, dan pada akhirnya air tanah ini akan terbentuk dan menjadi air tanah permukaan.

Daur Sulfur

Sulfur hanya berada didalam sulfur anorganik, sulfur akan direduksi menjdi sulfida oleh bakteri yang berbentuk sulfur dioksida atau juga berbentuk hidrogen sulfida. Hidrogen Sulfida mampu untuk memusnahkan mahluk hidup yang berada di perairan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu bahan organik yang telah mati akibat dari pengurai. kemudian Tumbuhan pun dapat menyerap sulfur yang berbentuk sulfat (SO42-).

Daur Karbon Oksigen Dan Nitrogen

Terjadi disebabkan karena adanya proses timbal balik antara daur ulang respirasi dengan fotosintesis yang bertanggung jawab atas terjadinya perubahan dan juga pergerakan utama karbon. Menurunnya fotosintesis ini dapat mempengaruhi naik atau juga turunnya suatu gas CO2 serta O2 yang berada diatmosir secara musiman. Silkus karbon ini sangat dipengaruhi oleh oksigen dan juga fotosintesis. Daur karbon ini berada di 4 tempat ialah :

  • geosfer atau di dalam bumi,
  • hidrosfer atau diair,
  • atsmosfer atau diudara,
  • biosfer atau di dalam makhluk hidup.


Proses Terjadinya Daur Ulang Nitrogen
Senyawa organik seperti protein, urea atau asam nukleat atau senyawa anorganik seperti nitrat, nitrit dan amonia ialah senyawa yang terdapat pada nitrogen.
Dibawah ini tahap-tahapan terjadinya daur nitrogen yaitu

  • daur nitrogen ialah proses transfer nitrogen dari atmosif kedalam permukaan tanah. Selain itu masuknya nitrogen kedalam tanah juga diakibat dari air hujan, dimana nitrat diperoleh dari hasil fiksasi biologis yang digunakan oleh si produsen ataupun tanaman yang akan mengubahnya menjadi suatu protein. Apabila ada hewan ataupun tanaman yang mati maka pengurai akan mengubahnya menjadi NH3 (gas amoniak) dan juga akan mengubah menjadi NH4+ (garam ammonim yang terlarut oleg air), proses ini dinamakan dengan amonifikasi.

sumber :http://www.pendidikanku.net/2015/02/pengertian-daur-biogeokimia.html

Pengertian Kimia Organik dan Anorganik

Pengertian Kimia Organik dan Anorganik

Kimia Organik

Kimia organik ialah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia tentang struktur, sifat, komposisi, reaksi, serta sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon serta hidrogen, dan dapat juga mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen serta belerang.

Definisi asli dari kimia organik



Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman tentang semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa terdapat beberapa perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga sangat bergantung pada kimia anorganik; sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi serta tembaga, juga gigi serta tulang yang komposisinya ialah campuran dari senyama organik maupun anorganik.

Contoh lainnya ialah larutan HCl, larutan ini berperan sangat besar dalam proses pencernaan makanan yang hampir seluruh organisme (terutama organisme tingkat tinggi) memakai larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang digolongkan dalam senyawa anorganik. Mengenai unsur karbon, kimia anorganik biasanya berkaitan dengan senyawa karbon yang sederhana yang tidak mengandung ikatan antar karbon contohnya oksida, garam, asam, karbid, dan mineral. Namun hal ini tidak berarti bahwa tidak ada senyawa karbon tunggal dalam senyawa organik misalnya metan dan turunannya.

Kimia Anorganik

Kimia anorganik adalah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi senyawa anorganik. Ini mencakup semua senyawa kimia kecuali yang berupa rantai atau cincin atom-atom karbon, yang disebut senyawa organik dan dipelajari dalam kimia organik. Perbedaan antara kedua bidang ilmu ini tidak mutlak dan banyak tumpang-tindih, khususnya dalam subbidang kimia organologam.

Perbedaan Senyawa Organik Dan Anorganik

Senyawa organik

  • Kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari hasil sintesis
  • Senyawa organik lebih mudah terbakar
  • Strukturnya lebih rumit
  • Semua senyawa organik mengandung unsur karbon
  • Hanya dapat larut dalam pelarut organik
  • CH4, C2H5OH, C2H6 dan sebagainya.

Senyawa Anorganik

  • Berasal dari sumber daya alam mineral ( bukan makhluk hidup)
  • Tidak mudah terbakar
  • Struktur sederhana
  • Tidak semua senyawa anorganik yang memiliki unsur karbon
  • Dapat larut dalam pelarut air atau organik
  • NaF, NaCl, NaBr, NaI dan sebagainya.

sumber : http://www.pendidikanku.net/2015/01/pengertian-dan-definisi-kimia-organik.html