Senin, 17 November 2014

kelompok bahan makanan


Kelompok Bahan Makanan
bahan makanan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan. Digolongkan menjadi 5 kelompok yaitu:
  1. kelompok makronutrien
    yaitu nutrien dalam tubuh mempunyai kadar besar. (lemak, karbohidrat, protein)
  2. kelompok mikronutrien
    yaitu nutrien dalam tubuh mempunyai kadar lebih kecil. (mineral: Ca, Mg, Zn, dll)
  3. kelompok bahan ikutan
    yaitu bahan tambahan dari alam:
    a. alkaloid (kafein, nikotin, glikosida)
    b. warna alami (kunyit, pandan, daun suji, dll)
    c. aroma/penyedap rasa ( pandan, vanili)
  4. kelompok bahan tambahan
    yaitu bahan yang sengaja ditambahkan.(pemanis, pengawet, pewarna, penyedap rasa, penyegar, pengental, stabilizer, aroma)
  5. kelompok bahan metabolik
    yaitu hasil metabolisme
    a. disengaja ( alkohol, laktat, dan asetat)
    b. tidak disengaja (asam bongkrek:pada tempe bongkrek

Zat makanan adalah bahan makanan yang dapat dicerna, diserap, dan bermanfaat bagi tubuh. Terdiri dari :
  1. air
  2. protein
  3. lemak
  4. karbohidarat
  5. vitamin
  6. mineral

sifat dan teknik pengujian bahan organik



Sifat dan karakterisrik sampel


berdasarkan jenisnya sifat dari bahan pangan dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
  1. sifat fisik

    berhubungan dengan sifat bahan pangan: alometrik (kekuatan, ukuran, bentuk bahan), tekstur (halus, kasar), kekenyalan (jumlah dan jenis pengikat yang dimiliki dan tingkat kesegaran.
     
  2. Sifat kimiawi

    bahan pangan ditentukan oleh senyawa kimia yang terkandung sejak mulai dari bahan pangan dipanen hingga diolah. Sebagian besar bahan pangan memiliki kandungan air relatif tinggi, sehingga menjadi media yang baik bagi mikroba pembusuk untuk tumbuh dan berkembang.

  3. Sifat biologi

    mempunyai peranan sangat penting dalam merancang proses penanganan dan pengolahan. Sifat biologis yang utama dari bahan pangan adalah kandungan mikrobanya.
Pengujian sampel


efektifitas laboratorium ditentukan oleh jumlah dan keadaan sampel yang diambil atau diterima untuk diuji. Hasil dari pengujian yang dilakukan oleh laboratorium menjadi tidak berarti jika sampel yang diuji jumlahnya tidak memadai atau pengumpulan atau penanganannya tidak sesuai dengan prosedur pengambilan sampel baku.

Hasil pengujian terhadap bahan organik sangat tergantung pada perencanaan dan teknik pengambilan, penanganan (pengiriman,penyimpanan) serta persiapan sampel.
Tahapan yang harus dilalui dalam pengujian sampel yaitu:
  1. preparasi sampel

    penyiapan sampel tergantung dari bahan pangan yang akan dianalisis dan metode analisis yang digunakan. Sampel yang akan digunakan untuk uji organoleptik perlu disediakan sedemikian rupa sehimgga tidak menimbulkan bias. Sampel harus diberi kode tiga digit.

  2. Penyiapan peralatan

    peralatan yang harus disiapkan tergantung dari jenis dan metode analisis yang digunakan. Peralatan yang digunakan harus bersih. Beberapa prosedur analisis seperti analisis susu, produk makanan membutuhkan peralatan yang tidak hanya bersih tetapi juga steril.
    Peralatan destilasi perlu diperiksa ulang, apakah sudah bersih dari sisa bahan kimia. Pada pengujian organoleptik dibutuhkan peralatan berupa wadah tempat sampel, lembar penilaian dan kadang bilik sampel.

  3. Penyiapan bahan kimia

    bahan kimia yang dibutuhkan tergantung jenis dan metode analisis yang digunakan. Hindari penggunaan bahan kimia sudah kadaluwarsa atau jumlahnya terbatas. Beberapa bahan kimia harus disiapkan secara langsung. Sedangkan beberapa bahan kimia perlu diperiksa apakah masih mampu melaksanakan reaksi.
    Berdasarkan fungsinya bahan kimia dibagi tiga jenis, yaitu larutan kimia, reagen kimia, dan indikator. Bahan kimia yang akan digunakan harus diperhatikan derajat kemurniaannya yaitu bahan kimia teknis atau p.a (pure analyzis). Pembuatan dan standardisasi larutan sangat penting terutama bila analisis berhubungan dengan analisis titrimetri. Larutan pereaksi yang digunakan dalam analisis titrimetri disebut larutan baku. Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat mengandung bobot yang diketahui dalam volume tertentu larutan.
    Larutan standar sekunder yang digunakan harus distandardisasi dengan larutan standar primer.

  4. Alat pelindung diri

    merupakan peralatan perlindungan yang digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan. Setiap peralatan yang digunakan harus mampu melindungi pemakainya.
    Jenis alat pelindung diri : perlindungan mata dan wajah, badan, tangan, dan pernafasan.

  5. Pelaksanaan pengujian

    sampel yang telah disiapkan secara baik dianalisis sesuai prosedur telah diterapkan. Pengujian bahan pangan dapat dilakukan secara fisik, kimiawi, biologis,, dan organoleptik.

Teknik identifikasi sampel

prinsip utama kegiatan melakukan pengujian bahan organik adalah melakukan tahapan-tahapan analisis untuk menentuksn kadar suatu bahan berdasarkan reaksi kimia.

Konsep melakukan pengujian bahan organik didasarkan pada:
  1. penimbangan sampel

    sampel yang telah dipreparasi sesuai sifatnya ditimbang sesuai yang telah diterapkan oleh standar. Sampel ditimbang menggunakan neraca analitik.

  2. Persiapan peralatan

    peralatan disiapkan berdasarkan kebutuhan alat yang digunakan harus dalam keadaan bersih dan tidak cacat. Alat gelas yang digunakan harus dipastikan tidak bocor.

Kamis, 06 November 2014

bahan pengotor


BAHAN PENGOTOR
Bahan pengotor adalah bahan yang berada pada tempat yang salah.
Berdasarkan metode pembersihan bahan pengotor:
  1. Kotoran larutan dalam air/pelarut lainnya yang tidak mengandung pembersih
  2. Kotoran larut dalam larutan pembersih mengandung pelarut.
  3. Kotoran tidak larut dalam larutan pembersih
Karakteristik kelarutan berbagai kotoran
Tipe kotoran Karakteristik kelarutan Kemudahan penghilangan Perubahan oleh pemanasan permukaan
Garam monovalen Larut air, larut asam Mudah sampai sulit Interaksi dengan bahan lain selanjutnya menyebabkan kesulitan pelepasan
Gula Larut air Mudah Karamelisasi dam kesulitan pelepasan
Lemak Tidak larut air, larut alkali Sulit Polimerisasi dan kesulitan pelepasan
Protein Tidak larut air, agak larut asam, larut alkali Sangat sulit Denaturalisasi dan sangat sulit dalam pelepasan

Klasifikasi deposit kotoran
Tipe kotoran Sub-klas kotoran Contoh deposit
Kotoran anorganik Deposit air sadah Ca dan Mg


Deposit logam Karat secara umum, oksida lain


Deposit alkali Lapisan tipis yang tertinggal akibat pembilasan tidak sempurna setelah penggunaan alkali
Kotoran organik Deposit makanan Sisa makanan


Deposit petroleum Minyak pelumas dan jenis pelumas lainnya


Deposit on petroleum Lemak hewan dan lemak nabati

Larutan pembersih
Tipe kotoran Senyawa pembersih
Kotoran anorganik Pembersih tipe asam
Kotoran organik:
Non petroleum
Petroleum

Pembersih tipe alkali
Pembersih tipe pelarut

Klasifikasi bahan pembersih
  1. Bahan pembersih alkali
Tipe pembersih KOH
  1. Pembersih alkali kuat
  • Memiliki kemampuan pelarutan kuat dan sangat korosif
  • Melepas kotoran berat seperti oven komersial dan rumah asam
  • Senyawa alkali kuat: NaOH, SO2
  1. Pembersih alkali untuk tugas berat
  • Daya pelarut sedang, sedang sampai tidak korosif
  • Sangat baik untuk membersihkan lemak
  1. Pembersih alkali ringan
  • Berbentuk larutan
  • Untuk membersihkan menggunakan tangan
  • Senyawa alkali ringan: NaCO3

  1. Bahan pembersih asam
  1. Pembersih asam kuat
  • Menghilangkan kerak mineral dan bahab yang melapisi alat penghasil uap boiler
  1. Pembersihan asam ringan
  • Sifat korosif ringan dapat menyebabkan reaksi alergi
  • Digunakan sebagai pembasah dan penghambat korosi
  • Contoh : levulinat, hidroksiasetat, asetat, asam glutamat

  1. Pembersih pelarut
Untuk kotoran berasal dari petroleum seperti minyak, pelumas dan gemuk
Contoh : tipe alkohol, eter, aseton.

  1. Sabun dan deterjen sintetik
Deterjen dapat menghilangkan minyak alami ddari kulit.

Desinfektan
Macam bahan desinfektan :
  • Etanol 80 %. Jangan menggunakan etanol murni ( hati-hati karena cairan ini mudah terbakar bahkan setelah dicampur dengan air).
  • Glutaraldehid 1 % untuk mencegah kontaminasi mikroba secara luas namun bersifat iritasi terhadap hidung dan tenggorokan.
  • Natrium hipokrolit 1 %
Sanitasi merupakan penghilangan mikroorganisme menggunakan bahan kimia tertentu atau air panas dan membiarkan objek yang disanitasi tersebut pada kondidi tertentu sehingga dapat mencegah tumbuhnya mikroorganisme lebih lanjut.















Kelompok bahan makanan

Pengontrolan dan penanganan timbangan

Kalibrasi peralatan uji 

Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3

bahan aditif makanan


Bahan Aditif Makanan
Menurut Permenkes RI Nomor : 329/Menkes/PER/XII/1976 bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu.
Bahan yang tergolong ke dalam zat adiktif makanan harus dapat:
  • Memperbaiki kualitas atau gizi makanan
  • Membuat makanan tampak lebih menarik
  • Meningkatkan cita rasa makanan
  • Membuat makanan menjadi tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk

Zat aditif makanan digolongan menjadi dua:
  • Zat aditif berasal dari sumber alami seperti asam sitrat
  • Zat aditif sintetik dari bahan kimia memiliki sifat serupa dengan bahan alami sejenis, seperti amil asetat

  1. Zat Pewarna
Tujuan : agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya.
Zat pewarna alami dibuat dari ekstrak bagian tumbuhan tertentu. Misal warna hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit. Karena jumlah pilihan warna dari zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan kimia.
Kelebihan zat warna sintetik: memiliki pilihan warna lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama.

  1. Zat Pemanis
Tujuan : menambah rasa manis pada makanan dan minuman
Zat pemanis alami diperoleh dari tumbuhan seperti kelapa, tebu, dan aren. Atau dari buah-buahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi sebagai sumber energi.
Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Contoh yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam, dan dulsin.
Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa.
Efek samping siklamat : karsinogenik dan gangguan pada sistem pencernaan.
Namun kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan kemanisan sukrosa 10 %.
Penggunaan sakarin yang berlebihan akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit, merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih.

  1. Zat Pengawet
Tujuan : makanan dan minuman tetap segar, tidak bau dan rasanya tidak berubah atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/jamur.
  • Zat pengawet alami berasal dari alam, contoh gula (sukrosa) untuk mengawetkan buah dan garam dapur untuk mengawetkan ikan.
  • Zat Pengawet sintetik merupakan hasil sintesis dari bahan kimia. Contoh asam cuka untuk mengawetkan acar, natrium propionat atau kalsium propionat untuk roti dan kue kering, garam natrium benzoat, asam sitrat dan asam tartrat untuk mengawetkan makanan.
Zat pengawet lainnya : natrium nitrat atau sendawa untuk menjaga tampilan daging tetap merah. Asam fosfat ditambahkan pada minuman penyegar.

Bahan tambahan pangan yang dilarang digunakan dalam makan menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dan No. 1168/Menkes/Per/X/1999 yaitu :
  • Boraks
  • Formalin
  • Minyak nabati yang dibrominasi
  • Klomamfenikol
  • Kalium klorat
  • Dietil pirokarbonat
  • Nitrofurazon
  • P-phenetilkarbamida
  • Asam salisilat dan garamnya



Berdasarkan Permenkes No. 722/88 terdapat jenis pengawet yang diizinkan digunakan dalam makanan yaitu:
  • Asam benzoat
  • Asam propionat
  • Asam sorbat
  • Belerang dioksida
  • Etil p-hidroksi benzoat
  • Kalium benzoat
  • Kalium bisulfit
  • Kalium nitrat
  • Kalium nitrit
  • Kalium propionat
  • Kalium sorbat
  • Kalium sulfit
  • Kalsium benzoat
  • Metil p-hidroksi benzoat
  • Natrium bisulfit
  • Natrium metabisulfit
  • Natrium nitrat
  • Natrium nitrit
  • Natrium propionat
  • Natrium sulfit
  • Nisin
  • 24 propil p- hidroksi benzoat

  1. Zat penyedap cita rasa
Tujuan : meningkatkan cita rasa makanan
  1. Zat penyedap rasa alami
Contoh : cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dll.

  1. Zat penyedap rasa sintetik
  • Oktil asetat, makanan terasa dan beraroma seperti buah jeruk
  • Etil butirat, memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan
  • Amil asetat, memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang
  • Amil valerat, terasa dan beraroma seperti buah apel pada makanan

Zat penyedap rasa yang penggunaannya meluas dalam berbagai jenis makanan yaitu MSG. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan ‘’chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan dimana kepala terasa pusing dan berdenyut.

Zat aditif yang bersifat alami memiliki lebih dari satu fungsi. Contoh gula alami sebagai pemanis dan juga sebagai pengawet pada pembuatan daging dendeng.
Daun pandan sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa dan aroma khas pada makanan.

Untuk penggunaan zat aditif alami, umumnya tidak terdapat batasan mengenai jumlah yang boleh dikomposisi perharinya.
Untuk zat aditif sintetik, terdapat aturan penggunaannya yang telah ditetapkan sesuai ADI atau jumlah konsumsi zat aditif selama sehari yang diperbolehkan dan aman bagi kesehatan.

tipe air


Tipe air
Air merupakan salah satu unsur penting dalam makanan. Air bukan merupakan sumber nuterien, namun air sangat penting dalam kelangsungan proses biokimia organisme hidup. Semua bahan makanan yang masih segar mengandung air cukup tinggi sekitar 65-80% dari berat bahan pangan tersebut.
Adanya air dalam bahan makanan dapat dihilangkan untuk membuat bahan pangan tahan lama, air yang mudah dihilangan dalam bentuk air bebas. Adapun bentuk air terikat, hal ini sulit dihilangkan dan ada yang dalam bentuk kristal.
  1. Tipe I
Yaitu molekul air terikat pada molekul lain melalui suatu ikatan hidrogen yang berenergi besar. Air ini tidak dapat membeku pada proses pembekuan, tetapi sebagian air ini dapat dihilangan dengan pengeringan biasa. Air ini terikat kuat dan sering disebut air terikat dalam arti sebenarnya.
Air kristal adalah banyaknya molekul air yang diikat suatu senyawa. Senyawa yang mengandung air kristal disebut senyawa hidrat, sedangkan yang tidak disebut senyawa anhidrat. Air kristal akan terlepas bila dilakukan pemanasan atau dilarutan.

  1. Tipe II
Yaitu molekul air membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air lain. Terdapat dalam mikrokapiler dan sifatnya agak berbeda dari air murni. Air ini sangat sukar dihilangkan tetapi dapat dikurangi dengan proses pengolahan. Pengurangan tipe ini mengakibatkan penurunan water activity dan akan berpengaruh dalam pencegahan pertumbuhan mikroba dan reaksi kimia yang bersifat rusak seperti browning, hidrolisis, atau oksidasi lemak.

  1. Tipe III
Yaitu air yang terikat secara fisik dalam jaringan matriks bahan. Air tipe ini disebut air bebas, biasanya berperan penting dalam pertumbuhan mikroba, media bagi reaksi kimiawi dan bersifat mudah menguap. Pengurangan air ini seluruhnya akan menyebabkan kandungan air bahan berkisa 12-25 % tergantung jenis bahan dan suhu.

  1. Tipe IV
Air yang terikat dalam jaringan suatu bahan atau air murni, dengan sifat air biasa dan keaktifan penuh.








Jumat, 24 Oktober 2014

senyawa organik dalam kehidupan sehari-hari


SENYAWA ORGANIK

Kekhasan atom C:
  1. elektron valensi 4
  2. atom karbon relatif kecil di periode kedua, sehingga ikatan kovalennya relatif stabil
  3. rantai atom C dapat membentuk ikatan tunggal, rangkap 2 ataupun rangkap 3. zat-zat yang dapat membentuk ikatan rangkap 2 hanya periode 2 dan 3
  4. atom C bisa berupa atom C primer, sekunder, tersier, dan kuarter

kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari:
  1. sebagai bahan bakar
  2. sebagai pelarut
  3. sebagai sumber hidrogen dalam industri
  4. sebagai pelumas
  5. bahan baku untuk senyawa organik lain
  6. sebagai bahan baku industri

kegunaan etena:
  1. untuk obat bius
  2. untuk memasak buah-buahan
  3. untuk membuat etanol
  4. untuk sintesis zat lain

kegunaan etuna:
  1. untuk pengelasan
  2. untuk penerangan
  3. untuk sintesis senyawa lain

senyawa turunan alkana adalah senyawa karbon terbentuk jika mengganti satu atau lebih atom H pada alkana dan memiliki sifat yang berbeda.
Gugus fungsi yaitu atom/gugus atom yang menentukan struktur dan sifat golongan senyawa karbon tertentu
isomer adalah senyawa-senyawa yang berbeda tetapi mempunyai rumus molekul sama, rumus struktur berbeda.

Penggunaan senyawa hidrokarbon

senyawa hidrokarbon hanya tersusun atas unsur karbon dan unsur hidrogen dan dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu:
  1. hidrokarbon alifatik mencakup alkana, alkena, dan alkuna
  2. hidrokarbon aromatik mencakup benzena dan senyawa turunannya

semua bahan bakar fosil merupakan sumber utama hidrokarbon. Hidrokarbon mayoritas digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi dan untuk memanaskan ruangan. Penyulingan minyak bumi menghasilkan bensin, bahan bakar diesel, minyak pemanas, minyak pelumas, lilin dan aspal. Relatif kecil (4%) penggunaan minyak bumi untuk bahan baku industri kimia menghasilkan bahan-bahan penting untuk kehidupan sehari-hari seperti plastik, tekstil dan farmasi.

Hidrokarbon mempunyai turunan senyawa yang sangat banyak, dan boleh dikatakan semua senyawa karbon atau senyawa organik merupakan senyawa turunan hidrokarbon karena unsur utama penyusunnya hidrogen dan karbon. Penggunaan senyawa turunan hidrokarbon antara lain:
  1. bidang pangan
    hidrokarbon digunakan dalam industri, khususnya pada industri petrolium dan aspal cair. Energi kimia tersimpan dalam hidrokarbon. Hidrokarbon memperoleh energi dari matahari saat tumbuhan menggunakan sinar matahari selama proses fotosintesis untuk menghasilkan glukosa (makanan).

  2. Bidang sandang
    senyawa turunan hidrokarbon berperan dibidang pakaian: kapas wol(protein), sutera(protein), nilon(polimer), dan serat sintetis.

  3. Bidang papan
    senyawa turunana hidrokarbon berperan antara lain: selulosa, kayu, lignin, dan polimer.

  4. Bidang perdagangan
    minyak bumi merupakan senyawa turunan hidrokarbon menjadi komoditi perdagangan sangat penting bagi dunia karena minyak bumi salah satu sumber energi paling utama. Hasil penyulingan minyak bumi banyak menghasilkan senyawa hidrokarbon yang sangat penting bagi kehidupan manusia seperti bensin, petrolium eter(minyak tanah) gas elpiji, minyak pelumas, dan aspal.

  5. Bidang seni dan estetika
    di bidang seni senyawa hidrokarbon sering dipakai, antara lain lilin yang melapisi karya pahat agar tampak lebih mengkilat. Bahkan ada seniman membuat patung dari lilin. Dengan cara memahatkan lilin dari ukuran besar kemudian dipahat. Selain itu juga seni pewarnaan. Pada kain maupun benda lain yang menggunakan senyawa kimia. Bahan yang dilapisi lilin akan tampak menarik dan terhindar dari air karena air tidak dapat bereaksi dengan lilin karena perbedaan kepolaran.






    Kelompok bahan makanan

    Pengontrolan dan penanganan timbangan

    Kalibrasi peralatan uji 

    Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3

Kamis, 23 Oktober 2014

Penentuan kadar asam askorbat


PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT

  1. Tujuan


    menentukan kadar asam askorbat dalam jeruk buah

  2. Prinsip

    penentuan kadar asam askorbat dalam jeruk buah secara alkalimetri

  3. Dasar Teori

    Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen berasal dari asam dengan ion hidroksida berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat dikatakan sebagai reaksi pemberi proton(asam) dengan penerima proton(basa).
    Indikator yang digunakan indikator pp. Struktur pp akan mengalami penataan ulang pada kisaran pH 8,4-10,4 karena proton dipindahkan dari struktur fenol dari pp sehingga pHnya meningkat akibat akan terjadi perubahan warna. Pp bersifat asam lemah, karena syarat suatu indikator adalah asam atau basa lemah yang berubah warna diantara bentuk terionisasinya dan bentuk tidak terionisasi. Indikator pp digunakan dalam titrasi ini karena larutan yang terlibat adalah asam lemah dan basa kuat dimana pH ekuivalen campuran keduanya adalah 7.
     
  4. Alat dan Bahan

    Alat

    1. alat titrasi
    2. labu takar 100 ml
    3. gelas beaker 250 ml dan 100 ml
    4. pipet tetes
    5. corong gelas
    6. pengaduk
    7. erlenmeyer 250 ml
    8. botol semprot
    9. pipet volume 10 ml
    10. propipet

    Bahan

    1. asam askorbat (perasan jeruk)
    2. aquadest
    3. larutan NaOH 0,1 N
    4. indikator pp
    5. larutan asam oksalad 0,1 N

  5. Cara Kerja

    A. Standardisasi larutan NaOH
    1. Siapkan alat dan bahan
    2. pipet 10 ml larutan standar asam oksalad, masukkan dalam erlenmeyer
    3. tambahkan 2-3 tetes indikator pp
    4. titrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda
    5. catat volume larutan NaOH yang digunakan
    6. ulangi titrasi tersebut sampai 3 kali, kemudian volume dirata-rata
    7. hitung Normalitas larutan baku NaOH

    B. Penetapan kadar asam askorbat

    1. siapkan alat dan bahan
    2. ambil 10 ml perasan jeruk
    3. masukkan dalam labu takar, encerkan dengan aquadest hingga tanda tera, tutup dan gojog
    4. pipet 10 ml larutan encer, masukkan dalam erlenmeyer
    5. tambah 2-3 tetes indikator pp
    6. lakukan titrasi dengan larutan baku secara perlahan sampai terjadi perubahan warna menjadi merah muda
    7. catat volume larutan baku yang digunakan
    8. ulangi titrasi tersebut 3 kali, kemudian volume dirata-rata

Standardisasi Larutan AgNO3 dengan larutan NaCl


  1. Tujuan
    menstandardisasi (membakukan) larutan AgNO3 dengan larutan NaCl
  2. Prinsip
    pembakuan larutan AgNO3 dengan larutan NaCl secara argentometri
  3. Dasar Teori
    Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukkan endapan denan ion Ag+. Argentometri merupakan reaksi pengendapan sampel yang dianalisis dengan menggunakan ion perak. Biasanya ion-ion yang ditentukan dalam titarasi ini adalah ion halida (Cl- Br-, I-). Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk titrasi dengan AgNO3:
    a. indikator
    b. amperometri
    c. indikator kimia
    Titrasi argentometri merupakan titrasi bagian dari titrasi pengendapan. Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektroda perak yang dicelupkan ke dalam larutan analit. Titik akhir amperometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan antara sepasang mikroelektroda perak dalam larutan analit. Sedangkan titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri dari perubahan warna/ muncul tidaknya kekeruhan dalam larutan yang dititrasi. Syarat indikator untuk analisis titrasi pengendapan analog dengan indikator titrasi netralisasi, yaitu:
    a. perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range pada p-function dari reagen/ analit
    b. perubahan warna harus terjadi dalam bagian dari kurva titrasi untuk analit.
  4. Alat dan Bahan
    Alat
    a. pipet volume
    b. pipet tetes
    c. neraca analitik
    d. botol semprot
    e. corong gelas
    f. alat titrasi
    g. pro pipet
    h. gelas beaker
    Bahan
    a. NaCl
    b. perak nitrat
    c. K2CrO4 2 N
    d. aquadest



  1. Cara Kerja
    1. Buat larutan NaCl 0,1 N sebanyak 250 ml
    2. Buat larutan AgNO3 0,1 N sebanyak 250 ml
    3. pipet 10 ml larutan NaCl ke dalam masing-masing 3 gelas erlenmeyer
    4. tambahkan 0,5 ml indikator K2CrO4 ke dalam erlenmeyer
    5. titrasi dengan perak nitrat
    6. hentikan titrasi jika telah terjadi endapan merah bata
    7. catat volume perak nitrat yang dibutuhkan dalam proses titrasi
    8. ulangi proses titrasi 3 kali



Pemeliharaan dan membersihkan peralatan


MEMBANTU PEMELIHARAAN PERALATAN

Salah satu hal aspek paling penting dalam keselamatan di laboratorium adalah bagaimana menjaga kebersihan ruang kerja untuk mencegah kontaminasi bagi diri sendiri dan pekerja lain. Mempunyai ruang kerja yang bersih juga memungkinkan untuk melakukan tugas.
Untuk itu yang harus dikerjakan adalah:
  • memulai kerja dengan ruang kerja yang bersih
  • membersihkan sesegara mungkin setelah bekerja
  • meninggalkan ruang kerja dalam keadaan bersih dan rapi pada akhir kerja
  • membersihkan sesegara mungkin berarti jangan membiarkan ruang kerja menjadi tidak bersih dan berantakkan selama bertugas

selama bekerja dan begitu menyelesaikan tiap tugas, harus:
  • membersihan peralatan dan permukaan ruang kerja
  • menyimpan peralatan begitu tidak digunakan
  • membuang limbah

setiap pekerja laboratorium harus:
  • membersihan dan menyimpan peralatan telah digunakan setelah selesai digunakan
  • memasang label pada peralatan rusak atau tidak bekerja untuk pemeliharaan atau perbaikan
  • melakukan pembersihan dan sanitasi secara teratur dengan tujuan mengetahui bahaya kimia dan biologi
  • memastikan ruang kerja tidak dipengaruhi oleh pilihan pribadi, misal membuka jendela untuk mendapatkan lebih banyak ventilasi yang dapat menyebabkan debu masuk.


Membersihkan dan menyimpan peralatan

1. Refraktometer
  •  permukaan prisma harus harus segera dibersihkan sesudah digunakan. Bila refraktometer tidak digunakan, lampu harus dimatikan dan sepotong kertas pembersih lensa letakkan antar prisma atas dan bawah, tutup plastik atau kain harus diletakkan di atas refraktometer untuk melindungi dari debu
  • jauhkan bahan korosif dari refraktometer, teritama dari permukaan prisma
2.  Spektrofotometer
  • perawatan dilakukan untuk menghindari tumpahan memasuki tempat kuvet dan harus dibersihkan segera
  • jangan meletakkan apapun di atas spektofotometer
  • tumpahan cairan pada bagian luar instrumen akan merusak komponen elektrik
3. Mikroskop
  • bersihkan minyak imersi lensa objektif segera setelah digunakan 
  • bila mikroskop dipindahkan selain memegang bagian pegangannya juga selalu pegang bagian bawah
  • bila memindah mikroskop, angkat dan letakkan secara hati-hati
  • bila mikroskop tidak digunakan, letakkan tutup plastik atau kain untuk menutupinya
  • tidak boleh mencoba untuk membongkar mikroskop, hal ini hanya boleh dilakukan oleh teknisi terlatih
 4. Neraca
  • neraca harus dalam keadaan bersih setiap saat
  • bersihkan segera setiap tumpahan dan lakukan secara hati-hati untuk bahan korosif
  • neraca harus dalam keadaan datar
  • gunakan neraca secara hati-hati. Jangan membanting benda di atasnya
  • jangan sering mengetuk-ngetuk atau menggeser-geser neraca
  • neraca analitik memerlukan perlakuan khusus karena merupakan instrumen sangat peka. 
5. pH meter
  • tidak boleh membiarkan elektroda mengering. Selalu simpan elektroda dalam air suling atau larutan penyangga
  • bila elektroda mengering, tidak boleh menggunakannya hingga elektroda tersebut telah dikondisikan kembali dengan merendamnya dalam air suling selama 12 jam 
  • perlakukan elektroda dengan hati-hati, elektroda adalah bagian rentan dari instrumen
  • bersihkan pH meter dan komponen lainnya secara teratur
  • jauhkan elektroda dan pH meternya dari bahan korosif dan panas
  • simpan pH meter di tempat dingin, kondisi kering dengan elektroda tercelup dalam larutan sesuai 









Kelompok bahan makanan

Pengontrolan dan penanganan timbangan

Kalibrasi peralatan uji 

Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3


Rabu, 22 Oktober 2014

persiapan peralatan dan pemeriksaan kalibrasi

Persiapan peralatan dan pemeriksaan pra pemakaian sesuai dengan prosedur yang akan digunakan

Peralatan uji terdiri:
  1. peralatan utama untuk melakukan pengukuran (alat ukur)
  2. peralatan penunjang proses
Peralatan penunjang proses seperti mixer, statif, magnetik stirer, juga memerlukan kalibrasi sekalipun pada tingkat ketelitian rendah. Kondisi ruangan laboratorium, seperti temperatur, tekanan, aliran udara, pencahayaan dan kelistrikan merupakan peralatan penunjang proses. Alat ukur pada umumnya memerlukan kalibrasi pada tingkat ketelitian tinggi. Semakin akurat suatu pengukuran, maka kalibrasi peralatan yang diperlukan harus semakin teliti.
Penyiapan peralatan termasuk mempersiapkan kondisi dan kebutuhan yang diperlukan untuk suatu prosedur kerja. Penyiapan peralatan berarti pengaturan posisi peralatan untuk siap kerja.

pH meter

Untuk pH meter yakinkan bahwa: elektroda terpasang pada pH meter, elektroda tercelup ke dalam larutan yang sesuai seperti air suling atau larutan buffer pH 7. Buffer adalah larutan kimia yang dapat mempertahankan pH. Buffer pH 4, 7, 10 tersedia secara komersial untuk kalibrasi sumber arus dihubungan dengan alat dan dinyalakan.

Autoklaf

Periksa karet pintu untuk melihat kemungkinan kebocoran uap. Sebelum pemanasan dimulai periksa kuali air dalam kondisi penuh. Periksa secara berkala katup tekanan untuk menyakinkan bahwa katup tersebut bekerja bila terjadi kerusakan pada autoklaf.

Peralatan gelas

Periksa semua alat gelas terhadap kemungkinan adanya retakan atau pecahan pada bagian ujung sebelum dan sesudah digunakan. Peralatan gelas yang rusak harus dilaporkan sehingga dapat dilakukan penggantian. Jangan menggunakan peralatan gelas yang rusak sebab akan memberikan hasil nyang tidak benar bila ujung pipet atau buret pecah.
Alat gelas yang pecah karena bersisi tajam dapat menyebabkan luka, sehingga dapat menyebabkan infeksi.
Retakan bersifat melemahkan dan dapat menjadi pecah ketika digunakan, terutama bila dipanaskan (meskipun dengan panas kecil).

Termometer

Periksa termometer terhadap kemungkinan adanya:
  • gelembung yang terperangkap di bagian bawah termometer
  • adanya cairan yang terputus-putus pada kolom kapiler
  • pembagian skala tidak normal
  • skala sudah tidak tampak jelas
Neraca

ada harus yakin bahwa neraca dalam kondisi :
  • bersih: tidak ada tumpahan contoh. air, atau debu berada di atas pinggan
  • datar: meja kerja dan neraca harus horisontal (lihat penyipat datar yang ada pada neraca)
  • nol: piranti baca menunjukkan massa nol ketika pinggan neraca kosong.
  • kontrol nol biasanya digunakan sama seperti''tare control" dan dapat membuat neraca menunjukkan massa nol meskipun pingganya diletakkan benda seperti contoh. 









Kelompok bahan makanan

Pengontrolan dan penanganan timbangan

Kalibrasi peralatan uji 

Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3


KALIBRASI PERALATAN UJI

ARTI KALIBRASI DAN PERAWATAN UJI

Secara umum, kalibrasi adalah rangkaian proses untuk mencocokkan kondisi operasional suatu peralatan terhadap suatu standar. Kondisi operasional berarti parameter kerja atau skala ukur, sedangkan standar berarti ketentuen yang sudah dibakukan dan bisa melibatkan ketentusn teoritis.

Perawatan alat berarti rangkaian proses yang harus dilakukan untuk menghindari peralatan dari faktor penyebab kerusakkan dan penjagaan kondisi kerja peralatan agar selalu bisa memberikan unjuk kerja yang diharapkan serta bis adipertanggungjawabkan secara ilmiah. Setiap penyimpanan kondisi kerja dari ketentuan yang dipersyaratkan bisa diartikan sebagai kerusakan.

Perhatikan bahwa penyimpanan kondisi kerja alat tidak terpantau, maka hasil ukur yang salah akan diperoleh yang akan berakibat pada kegagalan proses dan/atau menimbulkan bahaya.
  • satu cara untuk menguji kebenaran skala ukur adalah dengan mengukur suatu sampel yang sudah diketahui dengan pasti nilainya. Bahan ukur ini disebut bahan acuan. Bahan acuan juga dapat digunakan untuk menguji apakah suatu prosedur baru atau pekerja pemula sudah bekerja dengan baik.
  • cara lain untuk menguji alat ukur sederhana seperti termometer adalah dengan membandingkan hasil ukur alat tersebut dengan alt ukur sejenis yang terkalibrasi.
Terkalibrasi berarti hasil ukur alat bersangkutan dijamin kebenarannya oleh suatu lembaga/organisasi. Setelah diuji menggunakan bahan acuan atau membandingkan alat sejenis terkalibrasi, berdasarkan hasil ukur yang diperoleh, alat ukur bersangkutan dapat diatur kembali(jika perbedaan hasil ukur terjadi relatif kecil) atau perbaiki( jika perbedaan hasil ukur relatif besar). Ada peralatan yang memerlukan kalibrasi harian, ada juga yang tidak memerlukan pengecekkan kalibrasi sampai enam bulan.

Peralatan yang memerlukan kalibrasi

Semua peralatan yang menentukan jalannya proses industri dan yang mempengaruhi hasil ukur memerlukan kalibrasi. Secara mendasar, semua kalibrasi itu bertumpu pada kalibrasi alt ukur primer berhubungan dengan massa, volume, dan temperatur. Ada peralatan(atau bagian peralatan) memerlukan kalibrasi setiap saat akan digunakan, ad ajuga peralatan yang memerlukan kalibrasi secara berkala sampai satu kali dalam setahun. sifat kebutuhan kalibrasi dan penjadwalan kalibrasi ini dap dilihat pada buku catatan laboratorium. Analis pelaksana harus memiliki kemampuan untuk menguji status kalibrasi alat ukur dan melakukan kalibrasi skala untuk alat ukur sederhana seperti pH meter, dan konduktometer. Pada tingtak ahli madya, analis harus memiliki kemampuan untuk menguji akurasi skala ukur neraca mekanik, kromatograf, spektrofotometer, fotometer nyala, dan spektrofotometer serapan atom.jika pembacaan skala menyimpang melampaui batas toleransi, maka kalibrasi lengkap harus dilaksanakan oleh personal memiliki ototritas untuk melaksanakan kalibrasi.
















Kelompok bahan makanan

Pengontrolan dan penanganan timbangan

Kalibrasi peralatan uji 

Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3


PENETAPAN KADAR Cu DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI


PENETAPAN KADAR Cu DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
  1. Tujuan
  1. Siswa dapat menetapkan kadar berat dari bahan kimia dengan alat spektrofotometri
  2. Siswa dapat menetapkan kadar Cu dengan spektrofotometer
  1. Prinsip
Spektrofotometri UV-VIS mengacu pada hukum Lambert Beer. Apabila cahaya monokromatik melalu suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut akan diserap sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan.
  1. Dasar teori
Spektrofotometri sebagai suatu metode yang telah lama dikembangkan dan digunakan dalam pengerjaan analisa suatu bahan atau produk pangan memberikan kelebihan, baik dalam hal akurasi presisi, kemudian pengerjaan maupun dalam hal biaya yang digunakan. Spektrofotometri UV-VIS adalah salah satu dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometri umun digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila dibandingan dengan beberapa metode analisa. Instrumen ini selain digunakan secara tersendiri juga dapat digabungkan dengan instrumen lain seperti dengan Kromatografi kertas cair kinerja tinggi.
Cahaya merupakan salah satu besaran fisi yang harus dipahami fenomenanya sejak dini. Cahaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, biasanya besar iluminasi cahaya perlu untuk diketahui kerena pada dasarnya manusia memerlukan pencahayaan yang cukup.
Spektrofotometri merupakan bagian dari fotometri dan dapat dibedakan dari filter fotometri sbb:
  1. Daerah jangkauan spektrum
Filter fotometri hanya dapat digunakan untuk mengukur serapan sinar tampak (400-750 nm). Sedangkan spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah tampak, UV(200-380 nm) maupun IR (>750 nm)
  1. Sumber sinar
Sesuai dengan daerah jangkauan spektrumnya maka spektrofotometer menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing-masing daerah(sinar tampak, UV,IR) sedangkan sumber sinar filter fotometer hanya untuk daerah tampak.
  1. Monokromator
Filter fotometer menggunakan filter sebagai monokromator. Tetapi pada spektro digunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik.
  1. Detektor
Filter fotometer menggunakan detektor fotosel. Spektrofotometri menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube.
  1. Alat dan Bahan
  1. Alat
  1. Botol semprot 5) kertas saring 9) spektrofotometer
  2. Labu ukur 6) propipet 10) pepet tetes
  3. Beaker 7) pipet volume 11) pipet ukur
  4. Kuvet 8) pengaaduk
  1. Bahan
  1. Larutan Cu 1000 ppm
  2. Larutan HCl 1 N
  3. Larutan NH4OH
  4. Larutan sampel
  1. Langkah kerja
  1. Pembuatan kurva kalibrasi
  1. Masukkan dalam 4 labu 100 ml berturut-turut, 0,50 ml, 1,00 ml, 1,50 ml dan 2,00 ml larutan baku Cu 1000 ppm
  2. Tambahkan kepada tiap-tiap labu ukur tersebut : 29 ml larutan HCl 1 N dan 20 ml larutan NH4OH 6 N
  3. Kocok dengan baik dan encerkan dengan aquadest tepat sampai tanda tera. Larutan siap untuk dilakukan pengukurkan
  4. Masukkan dalam labu ukur 100 ml lain:
29 ml larutan HCl 1 N
20 ml larutan NH4OH 6 N
Encerkan tepat sampai tanda tera dengan aquadest. Larutan ini adalah blanko
  1. Ukur absorbansi pada gelombang 580 nm
  2. Buat grafik yang menyatakan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi larutan Cu2+
  1. Penetapan kadar tembaga secara fotometri
  1. Ambil larutan sampel sebanyak 5 ml dalam labu ukur 50 ml
  2. Tambahkan 14,5 ml HCl 1 N dan 10 ml NH4OH, kocok dengan baik
  3. Encerkan dengan aquadest sampai tanda tera
  4. Ukur absorbansi larutan Cu dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 580 nm
  5. Nilai dari absorbansi yang diukur di atas dan berdasarkan kurva kalibrasi, tentukan konsentrasi Cu dalam larutan

Rabu, 17 September 2014

pengontrolan dan penanganan timbangan


Pengontrolan Timbangan
Timbangan dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier).

Penanganan Timbangan
Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat horizontal dengan “Spirit level (waterpass) sewaktu-waktu timbangan bergerak, oleh karena itu, harus dicek lagi. Jika menggunakan timbangan elektronik, harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, anda hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.
Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi.
Setiap orang yang menggunakan timbangan harus merawatnya, sehingga timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika tidak, sipemakai harus melaporkan kepada kepala lab. timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja.
Membersihkan Timbangan
Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.