Jumat, 18 Juli 2014

PEMERIKSAAN SUSU


PEMERIKSAAN SUSU
  1. Tujuan
Membantu memperkirakan jumlah kuman untuk mengetahui kualitas susu bubuk atau susu cair
  1. Metode
Methylene Blue Reduction
  1. Prinsip
Mereduksi laktat
Bakteri ----------- ------------------------------------- terjadi perubahan warna
Methylene Blue
  1. Dasar Teori
Pemeriksaan susu di Indonesia mungkin banyak orang yang suka minum susu, terutama di kota besar. Usaha-usaha untuk mengencerkan air susu dapat menyebabkan :
  • Menurunkannya mutu air susu
  • Bahaya bagi kesehatan pada peminum (lebih menyerupai air biasa daripada air susu)
Ketetapan tentang mutu sebagai berikut :
Air susu adalah perahan yang diperoleh dari lembu sehat dan mengandung lemak yang tidak kurang dari 3,25 % sedangkan bahan bukan lemak tidak kurang dari 8,25 %. Bahan-bahan yang terkandung dalam air susu tergantung dari: jenis lembu, waktu menyusui, musim, faktor lain.
Air susu merupakan makanan yang baik bagi manusia dan spesies bakteri. Air susu mengandung protein, lemak, dan gula yang baik untuk substrat bagi bakteri pathogen dan saprofit.
Teknik pengujisn kualitas susu
  1. Langsung dengan mikroskop
  2. Methylene Blue Reduction
  3. Posphatase test
  4. Risozurin test

  1. Alat dan Bahan
  1. Alat
  1. Neraca 8) Autoclave
  2. Kertas timbang 9) Propipet
  3. Spatula 10) Waterbath
  4. Tabung reaksi 11) Inkubator
  5. Rak tabung reaksi 12) Beaker glass
  6. Pipet ukur steril
  7. Kapas
  1. Bahan
  1. Susu bubuk
  2. Methylene Blue
  3. Larutan buffer fosfat Ph 6,4
  1. Cara kerja
  1. Pemeriksaan susu bubuk/sampel
  1. Timbang 3 g susu bubuk , masukkan dalam beaker, kemudian larutkan dalam 27 mL larutan buffer fosfat.
  2. Pipet larutan tersebut, masukkan dalam tabung reaksi steril sebanyak 10 Ml.
  3. Tambahkan 1 ml methylene blue 1%, kemudian panaskan dalam waterbath pada suhu 37oC selama 15 menit.
  4. Inkubator pada suhu 37oC, kemudian diamati adanya perubahan warna, catat waktu terakhir warna biru hilang.
  1. Pembuatan control positif
  1. Pipet 10 ml susu bubuk yang sudah dilarutkan dengan larutan buffer fosfat
  2. Masukkan dalam tabung reaksi steril
  3. Panaskan dalam waterbath pada suhu 37oC selama 15 menit
  4. Inkubasi pada suhu 37oC
  1. Pembuatan control negatif
  1. Pipet 10 ml larutan methylene blue
  2. Masukkan dalam tabung reaksi steril
  3. Panaskan dalam waterbath pada suhu 37oC selama 15 menit
  4. Inkubasi pada suhu 37oC
  1. Hasil praktikum
Jam ke- Hasil pengamatan
2 jam Warna biru tidak hilang
4,5 jam Warna biru tetap tidak hilang

  1. Pembahasan
Tabung reaksi dan pipet ukur sebelum digunakan harus disterilkan dengan alkohol 96% kemudian keringkan, tujuannya agar tidak terjadi kontaminasi. Dari hasil analisis kami mengenai produk susu yang kami pilih diperoleh kualitas baik. Ini dapat dilihat dari pengamatan ketika diinkubasi selama 2 jam. Pertama mendapatkan hasil warna biru tidak hilang, selanjutnya pengamatan untuk menginkubasi selama 4,5 jam yang kedua hasilnya menunjukkan warna biru tidak hilang. Penginkubasian masih bisa diteruskan jika warna biru belum hilang.
Tabel interpretasi hasil
Hasil Perubahan warna
Sangat baik Warna biru hilang setelah 8 jam
Baik Warna biru hilang setelah 6-8 jam
Cukup baik Warna biru hilang setelah 2-6 jam
Tidak baik Warna biru hilang kurang dari 2 jam


  1. Kesimpulan
Dari pemeriksaan susu bubuk yang kami pilih diperoleh hasil bahwa kualitasnya baik

  1. Daftar pustaka

Ismono.net al.1998dasar-dasarkimiaanalisikkuantifikatif

PEMERIKSAAN KUALITAS AIR DAN MAKANAN


PEMERIKSAAN KUALITAS AIR DAN MAKANAN

  1. Tujuan
Untuk mengetahui kualitas dari air sumur
  1. Metode
MPN (Most Probable Number)
  1. Prinsip
Sampel air yang akan diperiksa ditanam pada media LB, dilihat adanya gelembung udara atau gas pada tabung durham dan kekeruhan yang terjadi diinkubasi selama 24 jam
  1. Dasar teori
Mikroorganisme sebagai indikator kualitas air
Pada pemeriksaan mikrologis rutin terhadap air untuk menentukan aman tidaknya untuk diminum, tidaklah cukup bila mendasarkan uji-uji digunakan hanya terdapat adanya mikroorganisme pathogenik karena alasannya:
  1. Kemungkinan besar pathogen masuk ke dalam air secara sporadic tetapi karena tidak dapat bertahan hidup lama mungkin saja tidak terdapat dalam contoh air yang dikirimkan ke laboratorium.
  2. Bila terdapat jumlahnya amat sedikit, maka besar kemungkinan pathogen-pathogen tersebut tidak terdeteksi oleh prosedur laboratories yang digunakan.
  3. Hasil pemeriksaan laboratorium baru dapat diketahui setelah 24 jam atau lebih. Apabila ternyata ditemukan adanya pathogen sementera itu tentunya banyak orang telah mengonsumsi air tersebut dan telah tereksposi terhadap infeksi sebelum dapat dilakukan usaha untuk mengatasi situasi tersebut.
  1. Alat dan Bahan
  1. Alat
  1. Tabung reaksi
  2. Pengaduk
  3. Propipet
  4. Pipet tetes
  5. Spiritus
  6. Penjepit kayu
  7. Botol semprot
  8. Tabung durham
  9. Autoclave
  10. Pipet ukur
  11. Beaker
  12. Rak tabung reaksi
  1. Bahan
  1. Media LB
  2. Sampel air sumur
  3. Aquadest
  4. Alkohol 96%

  1. Cara kerja
  1. Pembuatan media LB
  1. Timbang 3,0092 g LB
  2. Larutkan dalam 300 ml aquadest
  3. Aduk hingga homogen
  4. Isikan dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham sebanyak 4,5 ml
  1. Tes penduga
  1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
  2. Ambil sampel kemudian masukkan dalam botol sampel
  3. Siapkan tabung reaksi 11 buah, diisi 2 tabung reaksi dengan aquadest 4,5 ml, dan isi 9 tabung reaksi dengan media LB
  4. Lakukan penyeterilan
  5. Lakukan pengenceran 2 kali 2 tabung yang telah berisi aquadest steril
  6. Untuk tabung reaksi yang berisi air aquadest steril diisi sampel dari tabung reaksi yang satunya, yaitu yang berisi sampel 0,5 ml (10-1) ke dalam tabung reaksi (10-2), kemudian dikocok hingga homogen dan tutup kembali
  7. Pipet sampel yang belum diencerkan ke dalam satu seri sebanyak 0,5 ml (100)
  8. Pipet sampel yang telah diencerkan (10-1) ke dalam 1 seri tabung reaksi yang berisi tabung durham dan LB 4,5 ml masing-masing 0,5 ml sampel/ tabung (10-1)
  9. Pipet sampel yang telah diencerkan (10-2) ke dalam 1 seri tabung reaksi yang telah berisi tabung durham dan LB 4,5 ml masing-masing 0,5 ml sampel/ tabung (10-2) dan menutup kembali
  10. Inkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam
  11. Lakukan pengamatan, uji positif ditandai dengan terdapatnya gelembung atau kekeruhsn. Jika dalam tabung terdapat tabung yang keruh atau bergelembung ditandakan dalam sampel dinyatakan positif terdapat bakteri koliform
  1. Hasil praktikum
Hasil pengamatan sampel air dengan sistem 3-3-3 telah memberikan angka sbb
3 tabung positif untuk sampel 0.1 ml 100
2 tabung positif untuk sampel 0,01 ml 10-1
2 tabung positif untuk sampel 0,001 ml 10-2
Sesua tabel MPN nilai 3-2-2 = 210
Maka jumlah sel = nilai MPN x 10volume pengenceran terbesar
=210 x 1o10
= 2,1 x 104 sel/ml
  1. Pembahasan
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh WHO dan APHA air yang baik harus memenuhi syarat sbb:
  1. Kualitas fisik, meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa
  2. Kualitas kimia, tidak terdapat ion-ion atau senyawa logam dan pestisida yang berbahaya
  3. Kualitas biologi, tidak mengandung kehadiran mikroba yang pathogen ( penyebab penyakit), pencemar dan penghasil toksin
Namun dalam kenyataannya kualitas air sumur yang kami pilih kurang baik karena mengandung bakteri yang jumlahnya melebihi batas normal yaitu sejumlah 2,1 x 104 sel/ml, sebaliknya bakteri yang terdapat dalam air yang dikomsumsi harus < 50 MPN.
  1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum diperoleh jumlah sel sebanyak 2,1 x 104 sel/ml sehingga kualitas air sumur tersebut tidak baik.
  1. Daftar pustaka

http://www.google.co.id/search?q=alat+lab&hl=id&client=firefox.a&hs=WPE&rls=org.mozilla:en.

Kamis, 03 Juli 2014

STANDARDISASI LARUTAN NaOH DENGAN LARUTAN ASAM OKSALAD


STANDARDISASI LARUTAN NaOH DENGAN LARUTAN ASAM OKSALAD


      1. Tujuan
        menstandardisasi (membakukan) larutan NaOH dengan larutan standar asam oksalad

      2. Prinsip
        pembakuan larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalad secara asidimetri

      3. Reaksi
         2 NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2 H2O

      4. Dasar Teori

        Titrasi adalah prosedur analisis yang digunakan untuk menentukan konentrasi sampel netralisasi suatu larutan standar . Salah satu jenis titrasi menggunakan reaksi netralisasi, dimana sebuah asam dan basa bereaksi untuk menghasilkan garam dan air. Selama bertahun-tahun asam yang digambarkan sebagai zat-zat yang rasanya asam, mengubh kertas lkmus biru menjadi merah, bereaksi dengan logam untuk menghasilkan gas hidrogen, bereaksi dengan krbonat dn bikarbonat untuk menghasilkan CO2, dan bereaksi dengan basa membentuk air dan garam. 

        Basa digambarkan sebagai rasa pahit, perasan sabun atau licin untuk menyentuh, mengubah kertas lakmus merah menjadi biru, dan bereaksi dengan asam menghasilkan air dan garam.

        Tahun 1887, kimiawan Swedia Svante Arrhenius menunjukkan bahwa beberapa senyawa yang mengandung hidrogen atom bisa mengionisasi dalam air untuk membentuk ion hidrogen. Zat ini sekarang dikenal sebagai asam Arrhenius. Larutan yang mengandung ion berlebih hidrogen ini adalah asam, dan ion hidrogen lebih hadir solusi yang lebih asam tersebut. 

        Basa Arrhenius didefinisikan sebagai zat yang paling sederhana menghasilkan ion hidroksida dalam larutan. Untuk mengukur volume pelarut sekitar 0,1 ml akurasi. Solusi mentitrasi yang masuk dalam erlenmeyer, yang harus cukup besar untuk mengakomodasikan kedua sampel dan larutan standar. 

      5. Alat dan Bahan
          a. Alat
        1. rangkaian titrasi 12. spatula
        2. labu ukur
        3. corong
        4. erlenmeyer
        5. propipet
        6. pipet tetes
        7. pipet volume
        8. botol semprot
        9. arloji
        10. beaker
        11. pengaduk
                          b. Bahan
          1. asam oksalad (H2C2O4.2H2O)
          2. indikator pp
          3. aquadest
          4. NaOH anhidrat


      1. Cara kerja
        1. siapkan larutan baku primer asam oksalad 0,1M sebanyak 100 ml
        2. siapkan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 250 ml
        3. ambil 10 ml larutan asam oksalad, masukkan dalam erlenmeyer
        4. tambahkan 2-3 tetes indikator pp dalam erlenmeyer
        5. titrasi dengan menggunakan larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda
        6. catat volume NaOH yang dibutuhkan dalam proses titrasi
        7. percobaan dilakukan sebanyak 3 kali
        8. hitung Molaritas NaOH

      2. Pembahasan
        1. TAT ditandai dengan adanya perubahan warna dari bening menjadi merah muda
        2. reaksi sempurna ditandai ketika ada perubahan warna
        3. standardisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi yang tepat suatu larutan baku

      3. Daftar Pustaka
        http://www.blog.standardisasilarutan.com















Rabu, 02 Juli 2014

PENENTUAN KASADAHAN TOTAL


PENENTUAN KESADAHAN TOTAL

1. Tujuan
     Menentukan kadar kesadahan dalam sampel air tanah

2. Prinsip
    Penentuan kesadahan dalam sampel air tanah secara kompleksometri

3. Dasar Teori
        Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukkan persenyawaan kompleks(ion kompleks atau garam yang sukr mengion). kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan lainnya. titrasi kompleks dikenal sebagai reaksi meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks atau pembentukn molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutan tinggi. selain titrasi kompleks dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. EDTA merupkn salah satu jenis asam amino polikarboksilat, EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya per molekul. secara umum dari kation-kation yang ditemukan dalam banyak ekosistem air tawar kalsium dalam air. diantara mineral-mineral primer yang berperan adalah gips, CaSO4. 2H2O, CaSO4 dll, merupakan modifikasi yang berbeda dari CaCO3. air yang mengandung CO2 tinggi mudah melarutkan kalsium dari mineral-mineral karbonatnya.

Kesadahan dibagi 2:
1. kesadahan kalsium dan magnesium (kesadahan total)
    kalsium dan magnesium merupakan dua anggota dari kelompok alkali    logam. kedua struktur ini mempunyai struktur elektron dn reaksi yang sama. besarnya kesadahan kalsium dan magnesium dapat dihitung.
2. kesadahan karbonat dan non karbonat
    kesadahan karbonat ialah bagian kesadahan total yang secara kimia ekuivalen terhadap alkalinitas bikarbonat dan karbonat dalam air

jika CaCO3 sebagai alkalinits dan kesadahan, maka kesadahan karbonat ditentukan sebagai berikut:
  • alkalinitas > kesadahan total, kesadahan karbonat (mg/L)= kesadahan total (mg/mL)
  • alkalinitas < kesadahan total, kesadahan karbonat (mg/mL)= alkalinitas (mg/mL)
kesadahan non karbonat ialah jumlah kesadahan akibat kelebihan kesadahan karbonat
kesadahan non karbonat = kesadahan total - kesadahn karbonat kation

kation kesadahan karbonat berikatan dengan anion -anion sulfat nitrat.  kesadahan air ini bersifat sementara, karena dapat dihilangkn dengan cara pemanasan, dimana terbentuk garam kalsium karbonat yang tidak larut dan mengendap, sehingga dapat dihilangkan dengan mudah.



4. Alat dan Bahan

  A. Alat
  • erlenmeyer
  • buret
  • statif
  • klem
 B. Bahan
  • larutan CaCO3 0,01 M
  • aquadest
  • larutan buffer
  • indikator EBT
  • larutan Na2EDTA
  • sampel air (air sumur)
 5. Cara kerja
   A. standardisasi larutan Na2EDTA
  • pipet 10 mL larutan standar CaCO3 0,01 M, masukkan ke dalam erlenmeyer
  • tambah 40 mL aquadest dan 1 mL larutan penyangga pH 10 +_ 0,1 (larutan buffer)
  • tambah 3-5 tetes indikator EBT
  • titrasi dengan larutan Na2EDTA sampai terjadi perubahan warna merah keunguan menjadi biru
  • catat volume  larutan Na2EDTA yang digunakan
  • ulangi titrasi sampai 3 kali, kemudian volume Na2EDTA yang digunakan dirata-rata
  • hitung Molaritas larutan baku Na2EDTA
  B. pengujian kesadahan total
  • ambil contoh uji secara duplo masing-masing 25 mL, kemudin masukkan dalm erlenmeyer, encerkan dengn aquadest sampai volume 50 mL
  • tambah 1 mL larutan penyangga
  • tambah 3-5 tetes indikator EBT
  • lakukan titrasi dengan larutn baku Na2EDTA secara perlahan sampai terjadi perubahan warna merah keunguan menjdi biru
  • catat volume  larutan Na2EDTA yang digunakan
  •  ulangi titrasi sampai 2 kali, kemudian volume Na2EDTA yang digunakan dirata-rata











Kelompok bahan makanan

Pengontrolan dan penanganan timbangan

Kalibrasi peralatan uji 

Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3

DESTILASI

Destilasi
    Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
    Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
  
Sejarah
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4. Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar.[3] Ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini.[3] Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.












Kelompok bahan makanan

Pengontrolan dan penanganan timbangan

Kalibrasi peralatan uji 

Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3