MENENTUKAN
KADAR ZAT ORGANIK
(NILAI
PERMANGANAT)
- TUJUAN
Menentukan kadar zat
organik (nilai permanganat) dalam sampel secara titrimetri
- METODE
Permanganometri
- PRINSIP KERJA
Zat organik dalam
sampel air dioksidasi dengan KMnO4,
sisa KMnO4
direduksi oleh asam oksalat berlebih, kelebihan asam oksalat
dititrasi kembali dengan KMnO4.
- REAKSI
Reaksi oksidasi
KMnO4
dalam kondisi asam :
2KMnO4
+ 3H2SO4
2MnO4
+ K2SO4
+ 5O
Reaksi zat organik
dapat dioksidasi dengan reaksi :
C2H2O
+ On
2
CO2
+ H2O
Reaksi titrasi :
2MnO4-
+ 16 H+
+ 5C2O42-
2Mn2+
+ 8 H2O
+ 10 CO2
- DASAR TEORI
Nilai kalium
permanganat (KMnO4
value)
didefinisikan sebagai jumlah mg KMnO4
yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik yang terdapat di dalam
satu liter contoh air dengan didihkan selama 10 menit. Dengan proses
oksidasi tersebut di atas mungkin hanya sebagian atau seluruh zat
organik tersebut. Proses oksidasi untuk penetapan nilai kalium
permanganat dapat dilakukan dalam kondisi asam atau kondisi basa,
akan tetapi oksidasi dalam kondisi asam adalah lebih kuat, dengan
demikian ion-ion klorida yang terdapat pada contoh air akan ikut
teroksidasi. Oleh karena itu oksidasi kalium permanganat dalam
kondisi basa dianjurkan untuk pemeriksaan contoh air yang mengandung
kadar klorida lebih dari 300 mg/L. Zat - zat organik lain yang dapat
mengganggu penetapan nilai kalium permanganat adalah ion – ion
reduktor seperti ferro, sulfida dan nitrit.
Gangguan dari
reduktor bila terdapat dalam contoh air dapat di cegah dengan
penambahan beberapa tetes larutan KMnO4
sebelum dianalisis sulfida-sulfida dapat dihilangkan dengan
mendidihkan contoh setelah ditambah beberapa tetes H2SO4,
sehingga terdapat bau H2S.bila
terdapat nitrit maka dapat dikoreksi dengan analisis blanko.
Beberapa ion logam
yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti:
- Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
- Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain
terletak pada: Larutan pentiter KMnO4¬
pada buret. Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama,
larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai
menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan
diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah
larutan berwarna merah rosa.Penambahan KMnO4 yang terlalu
cepat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian
KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4
yang telah ditambahkan H2SO4dan telah
dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4-
dengan Mn2+.
MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O ↔
5MnO2 + 4H+
Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti
H2C2O4.Pemberian KMnO4
yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4
yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah
dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk
peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4 + O2 ↔ H2O2
+ 2CO2↑
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang
diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan
titrasi permanganometri yang dilaksanakan.
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain
terletak pada:
- Larutan pentiter KMnO4 pada buret
Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4
pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2sehingga
pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat
yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa.
- Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4
Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4
yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah
dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4-
dengan Mn2+ .
MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2
+ 4H+
- Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4
Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4
yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah
dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk
peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4 + O2H2O2
+ 2CO2↑
H2O2H2O
+ O2↑
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang
diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan
titrasi permanganometri yang dilaksanakan.
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam
larutan netral. Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang
dibuat dengan melarutkan jumah-jumlah yang ditimbang dari zat
padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih
lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat
sampai mendidih dan mendiamkannya diatas penangas uap selama satu/dua
jam lalu menyaring larutan itu dalam suatu penyaring yang tak
mereduksi seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus
saring dari kaca maser. Permanganat bereaksi secara cepat dengan
banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa
pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk
mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi
permanganat berjalan lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang
akan ditemukan dalam penggunaan reagen ini sebagai contoh,
permanganat adalah agen unsur pengoksida, yang cukup kuat untuk
mengoksida Mn(II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O →
5MnO2 + 4H+
Kelebihan sedikit
dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi cukup untuk
mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2.Tindakan
pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan
permanganat.Mangan dioksidasi mengkatalisis dekomposisi larutan
permanganat.Jejak-jejak dari MnO2
yang semula ada dalam permanganat.Atau terbentuk akibat reaksi antara
permanganat dengan jejak-jejak dari agen-agen produksi didalam air,
mengarah pada dekomposisi. Tindakan ini biasanya berupa larutan
kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan substansi yang
dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas yang
disinter untuk menghilangkan MnO2.
Larutan tersebut kemudian distandarisasi dan jika disimpan dalam
gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak berubah
selama beberapa bulan. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam
suasana asam, netral dan alkalis.
Reaksi yang terjadi
dalam analisis ini adalah :
2 MnO4-
+ 5 C2O4
+ 16 H+ 2
Mn2+
+ 10 CO2
+ 8 H2O
- ALAT DAN BAHAN
- Alat :
- Erlenmeyer 250 mL
- Labu ukur 100 mL
- Kompor listrik
- Gelas ukur
- Pipet ukur 10 mL
- Beaker glass
- Buret 50 mL
- Termometer
- Botol pencuci
- Bahan :
- Sampel air
- Larutan KMnO4 0,01N
- Larutan asam oksalat 0,01 N
- Aquades
- Asam oksalat 8 N
- CARA KERJA
- Pembuatan KMnO4 0,01N
- Dipipet4 mL KMnO4 dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
- Ditambahkan aquades sampai tanda tera
- Standarisasi larutan KMnO4
- Dipipet 100 mL aquades secara duplo dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL
- Ditambahkan 5 mL H2SO4 8 N yang bebas zat organic,dipanaskan hingga 70oC selama 10 menit
- Ditambahkan 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N menggunakan pipet volume
- Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N sampai warna merah muda dan catat volume pemakaian
- Dilakukan titrasi sebanyak 2 kali
- Dihitung normalitas kaliun permanganate
- Penentuan nilai permanganat
- Dipipet 100 mL sampel dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 3 butir batu didih
- Ditambahkan KMnO4 0,01 N beberapa tetes ke dalam sampel hingga terjadi perubahan warna merah muda
- Ditambahkan 5 mL H2SO4 8 N yang bebas zat organik
- Panaskan diatas pemanas listrik pada suhu 70oC, bila terdapat bau H2S pendidihan diteruskan beberapa menit
- Dipipet 10 mL larutan baku KMnO4 0,01 N
- Dipanaskan hingga mendidih selama 10 menit
- dipipet 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N
- Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N sampai warna merah muda
- Dicatat volume pemakaian KMnO4
- Dilakukan titrasi sebanyak 3 kali
- HASIL ANALISIS
- Data pengamatan
Larutan titran
Kebutuhan titran
untuk standarisasi KMnO4
:
- Titrasi keVolume titran110,85 mL210,65 mL
Kebutuhan titran
untuk titrasi penentuan kadar :
- Titrasi keVolume asam oksalatVolume titran akhir110 mL2,80 mL210Ml3,80 mL310Ml3,20 mL
- Perhitungan
- Standarisasi KMnO4
volume
titran I = 10,85 mL
volume
titran II = 10,65 mL
volume
rata-rata =(
10,85 mL+10,65 mL)2=10,75 mL
N
KMnO4
= V
H2C2O4 +N H2C204V KMnO4
= 10 mL
×0,01 N10,75 mL=0,0093 N
- Penentuan Nilai Permanganat
Volume
titran KMnO4
I :
2,80 mL
Volume
titran KMnO4
II :
3,80 mL
Volume
titran KMnO4
III :
3,20 mL
Volume
rata-rata titran
KMnO4
=
2,80
mL+3,80 mL+3,20 mL3
=2,53mL
mglKMnO4
=10+V.titran.N
KMnO4-10.N H2C2O4×31,6×1000v sampel
=10+2,53mL
.0,0093 N-10.0,1 N×31,6×1000100 mL
=
9,638 mgL
- PEMBAHASAN
Analisis ini
bertujuan untuk mentukan kadar zat organik (nilai permanganat) dalam
sampel secara permanganometri. Sampel yang digunakan adalah air
sumur.
Analisis ini
bertujuan untuk menentukan kadar zat organik (angka permanganat)
dalam sampel secara permanganometri. Sampel yang digunakan adalah air
sumur.
Hal pertama yang
dilakukan adalah standardisasi KMnO4
0,01 N. Sebelum dilakukan standardisasi, terlebih dahulu membuat
larutan KMnO4
0,01 N, yaitu dengan cara memipet 4 mL KMnO4
0,25 N kemudian diencerkan kedalam labu ukur dengan aquadest sampai
tanda batas. Proses standardisasi diperoleh dari rata-rata titran
sebanyak 11,00 mL dan KMnO4
0,01 N sebesar 0,0093 N.
Setelah dilakukan
standardisasi, selanjutnya menentukan kadar zat organik (angka
permanganat) yaitu dengan memipet 100 mL sampel dan memasukan ke
dalam erlenmeyer 250 mL lalu ditambah 3 butir batu didih. Penambahan
batu didih ini berfungsi untuk mempercepat proses pemanasan
(mendidih). Beberapa tetes KMnO4
0,01 N juga ditambah kedalam erlenmeyer hingga terjadi perubahan
warna menjadi merah muda. Setelah itu, asam sulfat 8 N dicampur juga
kedalam larutan, lalu dihomogenkan. Larutan dipanaskan diatas pemanas
listrik pada suhu 70o
C. Lalu dipipet 10 mL larutan baku KMnO4
0,01 N selanjutnya larutan dipanaskan hingga mendidih. Setelah
mendidih, tambah 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N ke dalam
larutan, penambahan KMnO4
0,01 N ini berfungsi untuk mengoksidasi zat organik yang terdapat
dalam air sedangkan fungsi dari penambahan asam oksalat adalah untuk
mereduksi sisa KMnO4
0,01 N yang sebelumnya telah digunakan untuk mereduksi zat organik.
Kemudian dititrasi dengan KMnO4
0,01 N hingga warna merah muda. KMnO4
0,01 N ini menitrasi kelebihan asam oksalat. Sebelum dilakukan
titrasi, titrat tidak perlu ditambahkan dengan indikator (auto
indikator). Dari hasil titrasi diperoleh volume titran sebanyak 2,78
mL dan kadar sebesar 10,8381 ppm.
Dengan kadar sebesar
9.638 ppm ini artinya air sumur yang dianalisis masih layak untuk
dikonsumsi karena masih di bawah ketetapan angka uji permanganate
yang ditetapkan oleh SNI yaitu tidak boleh melebihi 7000 ppm.
- KESIMPULAN
Kadar
zat organik dalam sampel air sebesar 9,638 ppm
pemeriksaan susu
Destilasi
Pemeriksaan air mineral
Penentuan kadar campuran Na2CO3 dan NaHCO3
Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3
Analisa kadar air
Menentukan kadar zat organik (nilai permanganat)
Standardisasi larutan NaOH dengan larutan asam
kimia analisis
Kimia analisis
Pemeliharaan dan membersihkan peralatan
Penentuan kadar asam askorbat
Menentukan kadar air dalam kentang dengan analisis gravimetri
Penetapan kadar Cu dengan metode spektrofotometri
Kelompok bahan makanan
Pengontrolan dan penanganan timbangan
Kalibrasi peralatan uji
Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3
Tipe airBahan pengotorBahan aditif makananStandardisasi larutan AgNO3 dengan larutan NaClSifat dan tehnik bahan organik |
makasih.. cocok buat bahan laporan..
BalasHapustapi sayang ga ada catatan kakinya mba sama daftar pustaka
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMaaf mau nanya uji analisa permanganat ini gunain SNI tahun berapa ya, soalnya. DiSNI tahun 2004 ga ada ketetapan nilai permanganat
BalasHapusMaaf mau nanya uji analisa permanganat ini gunain SNI tahun berapa ya, soalnya. DiSNI tahun 2004 ga ada ketetapan nilai permanganat
BalasHapusMaaf mau tanya, saya sudah beberapa kali melakukan uji ini, masalahnya, adalah pada saat penambahan oksalat, warna larutan tidak berubah menjadi bening, tetapi agak kekuningan, dan ketika dititar, hanya perlu beberapa tetes kmno4 untuk mencapai ta, dan bila saya tambahkan kembali oksalat(sebelum di titar) atau volume oksalat lebih dari 10 ml. Baru warnanya kembali menjadi bening, hanya volume penitar yg diperlukan juga berubah, padahal menggunakan sampel yg sama, kenapa y?
BalasHapusMaaf mau tanya, saya sudah beberapa kali melakukan uji ini, masalahnya, adalah pada saat penambahan oksalat, warna larutan tidak berubah menjadi bening, tetapi agak kekuningan, dan ketika dititar, hanya perlu beberapa tetes kmno4 untuk mencapai ta, dan bila saya tambahkan kembali oksalat(sebelum di titar) atau volume oksalat lebih dari 10 ml. Baru warnanya kembali menjadi bening, hanya volume penitar yg diperlukan juga berubah, padahal menggunakan sampel yg sama, kenapa y?
BalasHapus