PROSES
PRODUKSI
ANALISA PROKSIMAT
Analisis proksimat
dilakukan untuk mengetahui komponen utama dari suatu bahan. Untuk
makanan, komponen utama umumnya terdiri dari kadar air, kadar abu,
karbohidrat, protein serta lemak (Hui, 2006). Analisis ini menjadi
perlu untuk dilakukan karena menyediakan data kandungan utama dari
suatu bahan makanan. Faktor lain adalah karena analisis proksimat
dalam makanan berkenaan dengan kadar gizi dari bahan makanan
tersebut. Kadar gizi perlu diketahui karena berhubungan dengan
kualitas makanan tersebut. Selain itu, analisis proksimat umumnya
tidak mahal dan relatif mudah untuk dilakukan (Ensminger, 1994)
- Analisa Kadar Air
- Air
Air adalah senyawa
yang paling sederhana dari semua senyawa yang terkandung didalam
suatu bahan, namun untuk penetapannya dalam analisis proksimat adalah
yang paling sukar. Adapun yang dimaksud dengan air di sini adalah
cairan yang meliputi semua zat yang menguap pada pemanasan selama
beberapa waktu pada suhu 105-110°C dengan tekanan udara bebas sampai
sisanya yang tidak menguap bobotnya tetap, jadi yang dimaksud dengan
air adalah campuran cairan yang terdiri dari: air, asam, basa, minyak
volatile dan sebagainya.
Penetapan kandungan
air atau kadar air dari suatu bahan sebenarnya ditujukan untuk
menentukan kadar bahan keringnya. Air yang terkandung dalam suatu
bahan akan menguap seluruhnya apabila bahan tersebut dipanaskan
selama beberapa waktu pada suhu 105°-110°C dengan tekanan udara
bebas.
Metode yang
digunakan dalam analisa ini adalah metode oven. Metode ini digunakan
untuk seluruh produk makanan, kecuali jika produk tersebut megandung
komponen-komponen yang mudah menguap atau jika produk tersebut
mengalami dekomposisi pada pemanasan 100°C.
Prinsip yang
digunakan adalah sampel dikeringkan dalam oven 100°-105°C sampai
diperoleh berat yang tetap.
- Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
antara lain:
- Oven
- Cawan porselen
- Krustang
- Desikator
- Neraca analitik
Bahan
yang digunakan:
Belalang
yang sudah dihancurkan.
- Cara kerja
- Ambil cawan porselen kosong, kemudian oven selama 2 jam. Setelah itu, masukkan ke dalam desikator selama 30 menit.
- Timbang cawan porselen kosong dan catat kodenya. Lalu tambahkan sampel sebanyak 2 gram dalam cawan porselen dan catat hasil penimbangan tersebut.
- Masukkan cawan porselen tersebut dalam oven 105°C. Selanjutnya selang 1 malam (16 jam), timbang hingga memperoleh berat konstan.
- Hasil dan pembahasan
Kode
sampel
|
Kode
cruz
|
W.
cruz (g)
|
W.
cruz + sampel (g)
|
P
1 (g)
|
P
2 (g)
|
P
3 (g)
|
%kadar
air
|
Belalang kayu cokelat |
47
|
16,8073
|
17,8112
|
17,0217
|
17,0233
|
17,0235
|
78,46
|
48
|
16,3501
|
17,3545
|
16,5789
|
16,5802
|
16,5806
|
77,05
|
Data tersebut
diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:
- Rumus: % KA = B-DC · 100
- % KA = 17,8112-17,02351,0039· 100
= 78,46
- % KA = 17,3545-16,58061,0044 · 100
= 77,05
Keterangan:
KA :
Kadar air
B :
W. cruz + sampel
D :
P 3
C :
W. sampel
Untuk mendapatkan
kadar air, kita perlu mencari tahu berapa banyak selisih antara bobot
cruz + sampel sebelum dioven dengan bobot cruz + sampel setelah
beberapa kali pengovenan. Kemudian hasil (selisih) dibagi bobot
sampel sebenarnya (sebelum dioven), kemudian dikalikan 100.
Dari data di atas
tertera bahwa kadar air dari belalang kayu cokelat yang kami analisa
dengan 2 kali ulangan (demi mendapatkan hasil yang valid) mengandung
air sebanyak 78,46 % dan 77,05 %. Batas maksimal selisih antarulangan
adalah 0,5%. Sedangkan selisih dari hasil tersebut adalah 1,41%,
melebihi batas yang diperbolehkan.
Selisih yang terlalu
jauh tersebut dimungkinkan karena berbagai hal, untuk itu diperlukan
analisa ulang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang valid.
Ketelitian yang tinggi sangat diperlukan dalam suatu penelitian, hal
ini dikarenakan agar data yang diperoleh valid dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
- Analisa Kadar Abu
- Abu
Yang dimaksud dengan
abu adalah hasil sisa dari pembakaran sempurna yang tidak menguap
dari suatu bahan dan yang dimaksud dengan pembakaran sempurna adalah
pembakaran sampai semua senyawa organiknya telah berubah menjadi gas
dan menguap yang berupa oksida mineral yang disebut abu. Penentuan
kadar abu dalam analisis proksimat salah satunya berguna untuk
menentukan kadar ekstrak tanpa nitrogen berdasarkan perhitungan.
Disamping itu kadar abu juga merupakan tahap awal penentuan kadar
berbagai mineral yang lain.
Suatu bahan bila
dibakar pada suhu 550°-600°C selama beberapa waktu maka semua
senyawa organiknya akan terbakar sempurna menghasilkan oksida yang
menguap yaitu berupa CO2,
H2O,
dan gas lain. Sedangkan yang tertinggal menguap adalah oksida mineral
yang disebut abu.
Prinsip:
Abu
dalam bahan pangan ditetapkan dengan menimbang sisa mineral hasil
pembakaran bahan organik pada suhu sekitar 550°C.
- Alat dan bahan
Alat yang digunakan
antara lain:
- Cawan porselen
- Desikator
- Oven
- Muffle
- Hotplate
- Krustang
- Neraca analitik
- Bahan yang digunakan: Belalang yang sudah dihancurkan
- Cara kerja
- Ambil cawan porselen kemudian oven selama 2 jam pada suhu 105°C
- Ambil dan masukkan dalam desikator selama 30 menit.
- Timbang dan catat cawan porselen kosong serta catat kode cawan.
- Tambahkan sampel sebanyak 2 gram ke dalam cawan, kemudian arangkan hingga tidak timbul asap.
- Setelah sampel menjadi arang kemudian masukkan ke dalam muffle dengan suhu 550°-600°C selama 4-5 jam.
- Oven sampel pada suhu 105°C selama 3 jam, kemudian dinginkan dalam desikator selama 30 menit.
- Timbang dan catat hasilnya. Penimbangan dilakukan hingga mencapai berat konstan
kode sampel | kode cruz | W. cruz (g) | W. sampel | P 1 (g) | P 2 (g) | % kadar abu |
belalang kayu cokelat | 50 | 16,8207 | 1,0199 | 16,8253 | 16,8254 | 0,46 |
24 | 16,5265 | 1,0059 | 16,5307 | 16,531 | 0,45 |
- Hasil dan pembahasanAnalisa kadar abu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu analisa langsung dan terusan. Analisa langsung adalah analisa kadar abu yang dilakukan langsung tanpa melalui analisa kadar air. Sedangkan analisa terusan adalah analisa yang dilakukan dengan cara melakukan analisa kadar air terlebih dahulu sebelum melakukan analisa kadar abu. Untuk analisa kali ini cara yang digunakan adalah cara langsung. Dengan cara langsung kita akan lebih menghemat waktu. Namun, meskipun dilakukan dengan cara ini, untuk sampel yang mengandung kadar air yang cukup tinggi perlu dioven terlebih dahulu sebelum diarangkan. Jika sampel dengan kandungan air yang tinggi langsung diarangkan sampel akan meletup-letup, dan dikhawatirkan bobot sampel akan berkurang. Untuk mengurangi resiko tersebut, maka sampel harus dioven terlebih dahulu, setelah itu boleh segera diarangkan.DAFTAR PUSTAKAApriyantono, A., D. Ferdiaz., N. L. Puspitasari., Sedarnawati., S. Budiyanto. 1989. Analisis Pangan. Bogor : IPB Press
Mulyani, M. E. dan Sukesih. 2011. Analisa Proksimat Beras Merah Varietas Slegreng dan Aek Sibundong. Prosiding Tugas Akhir Semester Genap.
pemeriksaan susu
Destilasi
Pemeriksaan air mineral
Penentuan kadar campuran Na2CO3 dan NaHCO3
Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3
Analisa kadar air
Menentukan kadar zat organik (nilai permanganat)
Standardisasi larutan NaOH dengan larutan asam
kimia analisis
Kimia analisis
Pemeliharaan dan membersihkan peralatan
Penentuan kadar asam askorbat
Menentukan kadar air dalam kentang dengan analisis gravimetri
Penetapan kadar Cu dengan metode spektrofotometri
Kelompok bahan makanan
Pengontrolan dan penanganan timbangan
Kalibrasi peralatan uji
Penentuan kadar Ca sebagai CaCO3
Tipe air
Bahan pengotor
Bahan aditif makanan
Standardisasi larutan AgNO3 dengan larutan NaCl
Sifat dan tehnik bahan organik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar