Kamis, 06 November 2014

bahan aditif makanan


Bahan Aditif Makanan
Menurut Permenkes RI Nomor : 329/Menkes/PER/XII/1976 bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu.
Bahan yang tergolong ke dalam zat adiktif makanan harus dapat:
  • Memperbaiki kualitas atau gizi makanan
  • Membuat makanan tampak lebih menarik
  • Meningkatkan cita rasa makanan
  • Membuat makanan menjadi tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk

Zat aditif makanan digolongan menjadi dua:
  • Zat aditif berasal dari sumber alami seperti asam sitrat
  • Zat aditif sintetik dari bahan kimia memiliki sifat serupa dengan bahan alami sejenis, seperti amil asetat

  1. Zat Pewarna
Tujuan : agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya.
Zat pewarna alami dibuat dari ekstrak bagian tumbuhan tertentu. Misal warna hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit. Karena jumlah pilihan warna dari zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan kimia.
Kelebihan zat warna sintetik: memiliki pilihan warna lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama.

  1. Zat Pemanis
Tujuan : menambah rasa manis pada makanan dan minuman
Zat pemanis alami diperoleh dari tumbuhan seperti kelapa, tebu, dan aren. Atau dari buah-buahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi sebagai sumber energi.
Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Contoh yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam, dan dulsin.
Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa.
Efek samping siklamat : karsinogenik dan gangguan pada sistem pencernaan.
Namun kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan kemanisan sukrosa 10 %.
Penggunaan sakarin yang berlebihan akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit, merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih.

  1. Zat Pengawet
Tujuan : makanan dan minuman tetap segar, tidak bau dan rasanya tidak berubah atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/jamur.
  • Zat pengawet alami berasal dari alam, contoh gula (sukrosa) untuk mengawetkan buah dan garam dapur untuk mengawetkan ikan.
  • Zat Pengawet sintetik merupakan hasil sintesis dari bahan kimia. Contoh asam cuka untuk mengawetkan acar, natrium propionat atau kalsium propionat untuk roti dan kue kering, garam natrium benzoat, asam sitrat dan asam tartrat untuk mengawetkan makanan.
Zat pengawet lainnya : natrium nitrat atau sendawa untuk menjaga tampilan daging tetap merah. Asam fosfat ditambahkan pada minuman penyegar.

Bahan tambahan pangan yang dilarang digunakan dalam makan menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dan No. 1168/Menkes/Per/X/1999 yaitu :
  • Boraks
  • Formalin
  • Minyak nabati yang dibrominasi
  • Klomamfenikol
  • Kalium klorat
  • Dietil pirokarbonat
  • Nitrofurazon
  • P-phenetilkarbamida
  • Asam salisilat dan garamnya



Berdasarkan Permenkes No. 722/88 terdapat jenis pengawet yang diizinkan digunakan dalam makanan yaitu:
  • Asam benzoat
  • Asam propionat
  • Asam sorbat
  • Belerang dioksida
  • Etil p-hidroksi benzoat
  • Kalium benzoat
  • Kalium bisulfit
  • Kalium nitrat
  • Kalium nitrit
  • Kalium propionat
  • Kalium sorbat
  • Kalium sulfit
  • Kalsium benzoat
  • Metil p-hidroksi benzoat
  • Natrium bisulfit
  • Natrium metabisulfit
  • Natrium nitrat
  • Natrium nitrit
  • Natrium propionat
  • Natrium sulfit
  • Nisin
  • 24 propil p- hidroksi benzoat

  1. Zat penyedap cita rasa
Tujuan : meningkatkan cita rasa makanan
  1. Zat penyedap rasa alami
Contoh : cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dll.

  1. Zat penyedap rasa sintetik
  • Oktil asetat, makanan terasa dan beraroma seperti buah jeruk
  • Etil butirat, memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan
  • Amil asetat, memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang
  • Amil valerat, terasa dan beraroma seperti buah apel pada makanan

Zat penyedap rasa yang penggunaannya meluas dalam berbagai jenis makanan yaitu MSG. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan ‘’chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan dimana kepala terasa pusing dan berdenyut.

Zat aditif yang bersifat alami memiliki lebih dari satu fungsi. Contoh gula alami sebagai pemanis dan juga sebagai pengawet pada pembuatan daging dendeng.
Daun pandan sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa dan aroma khas pada makanan.

Untuk penggunaan zat aditif alami, umumnya tidak terdapat batasan mengenai jumlah yang boleh dikomposisi perharinya.
Untuk zat aditif sintetik, terdapat aturan penggunaannya yang telah ditetapkan sesuai ADI atau jumlah konsumsi zat aditif selama sehari yang diperbolehkan dan aman bagi kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar